6 Minuman yang Terlihat Sehat tapi Kurang Tepat untuk Pola Hidup Sehat

Arintha Widya - Kamis, 12 Juni 2025
Minuman yang kurang tepat untuk pola hidup sehat.
Minuman yang kurang tepat untuk pola hidup sehat. MTStock Studio

Parapuan.co - Banyak orang mulai menyadari pentingnya memilih makanan sehat. Tapi bagaimana dengan minuman yang kita konsumsi sehari-hari? Tanpa disadari, beberapa minuman yang populer karena dianggap "sehat" ternyata bisa berdampak buruk bagi kesehatan jangka panjang dan menghambat upaya untuk hidup lebih lama dan lebih baik.

"Banyak minuman yang dipasarkan sebagai ‘sehat’ justru bisa merusak tujuan kesehatan jangka panjang karena kandungan gula tersembunyi, tambahan zat aditif, atau klaim kesehatan yang menyesatkan," ujar Diane Lindsay-Adler, ahli gizi terdaftar asal AS seperti dikutip dari Real Simple.

Berikut enam jenis minuman yang sering dianggap sehat, tetapi sebenarnya bisa merugikan kesehatan dan memperpendek harapan hidup jika dikonsumsi terus-menerus, terutama jika tidak disesuaikan dengan pola makan dan gaya hidup sehat.

1. Jus Hijau dalam Botol

Sekilas, jus hijau tampak seperti solusi cepat untuk hidup sehat—penuh dengan bayam, kale, atau seledri. Tapi menurut ahli gizi Brianna Wieser, banyak jus hijau kemasan yang justru didominasi buah-buahan manis seperti apel, nanas, atau pisang untuk memperbaiki rasa.

"Hal ini membuat kandungan gulanya meningkat drastis, sementara serat dari buah dan sayur biasanya sudah dihilangkan," jelasnya. "Tanpa serat, gula alami dari buah akan cepat diserap tubuh, memicu lonjakan gula darah yang tidak stabil."

Dalam jangka panjang, fluktuasi gula darah seperti ini bisa berdampak buruk pada energi, berat badan, dan kesehatan jantung, semuanya penting untuk hidup sehat dan panjang umur. Solusinya? Lebih baik makan sayuran secara langsung atau membuat jus sendiri dengan sedikit buah.

2. Minuman Energi "Alami"

Di Indonesia, minuman energi kerap dikonsumsi untuk meningkatkan stamina, terutama oleh pekerja atau mahasiswa. Namun banyak yang tidak sadar bahwa meskipun diklaim sebagai “alami” atau “plant-based”, minuman ini bisa mengandung stimulan sintetis dan pemanis buatan.

Baca Juga: Viral di Tiktok, Ini Tiga Ide Kombinasi Minuman Segar Jus Buah

"Meskipun dipromosikan dengan klaim seperti ‘bebas kafein’ atau ‘energi alami’, kandungan dalam minuman energi tetap bisa mengacaukan hormon, tidur, dan metabolisme," kata Carrie Lupoli, pakar nutrisi bersertifikat.

Selain itu, kandungan kafein tinggi bisa meningkatkan kortisol, tekanan darah, hingga risiko penyakit jantung. "Minuman ini menciptakan energi semu saat tubuh sebenarnya sedang kelelahan," tambah Kim Shapira, ahli nutrisi fungsional. Jika butuh dorongan energi, pilih teh hijau tanpa gula atau matcha yang lebih alami.

3. Vitamin Water

Air vitamin—yang sering kita temui di rak minimarket dan diklaim mengandung tambahan vitamin dan elektrolit—juga patut diwaspadai. "Beberapa produk mengandung hingga 26 gram gula per botol, jumlah yang hampir sama dengan minuman bersoda," ungkap Lindsay-Adler.

Ia menambahkan bahwa konsumsi gula dalam jangka panjang bisa menyebabkan obesitas, diabetes tipe 2, dan penyakit jantung. Selain itu, vitamin dalam minuman ini bisa rusak seiring waktu, terutama vitamin yang larut dalam air, sehingga manfaat kesehatannya berkurang.

"Padahal kebanyakan orang sudah mendapat cukup vitamin dari makanan sehari-hari," jelasnya. Pilihan lebih baik? Air putih dengan irisan buah asli.

4. Kombucha

Kombucha mulai populer di Indonesia, terutama di kalangan urban yang sadar akan pentingnya kesehatan usus. Tapi menurut Wieser, kombucha kemasan bisa mengandung 10–12 gram gula per porsi.

"Asupan gula tinggi berkaitan dengan umur yang lebih pendek dan peningkatan risiko penyakit kronis,” ujarnya. Kombucha juga bersifat asam yang dapat merusak enamel gigi, dan mengandung kafein serta histamin yang bisa memperburuk kondisi seperti kecemasan atau refluks asam lambung.

Baca Juga: Ragam Manfaat Vitamin C yang Terkandung dalam Buah Jeruk, Apa Saja?

Jika Kawan Puan mencari minuman fermentasi atau berkarbonasi, cobalah air soda alami dengan perasan jeruk atau jahe segar sebagai alternatif.

5. Susu Nabati

Susu nabati seperti almond, oat, atau kelapa memang jadi pilihan populer bagi mereka yang alergi atau intoleransi laktosa. Namun, menurut Lindsay-Adler, banyak susu nabati yang rendah protein dan mengandung gula tambahan jika berperisa.

"Dibandingkan susu sapi, banyak susu nabati juga tidak memiliki cukup kalsium dan vitamin D, dua nutrisi penting untuk kesehatan tulang," jelasnya. Oleh karena itu, saat memilih susu nabati, pastikan produk tersebut tanpa tambahan gula dan difortifikasi dengan nutrisi esensial.

6. Smoothie Kemasan

Smoothie sering dianggap sebagai camilan sehat. Namun, banyak smoothie siap minum di pasaran, termasuk di Indonesia, justru mengandung banyak gula dari sirup, yogurt manis, atau buah berlebih.

"Smoothie seharusnya mengandung campuran protein, serat, dan lemak sehat. Tapi banyak produk komersial hanya mengandalkan rasa manis," kata Wieser.

Jika ingin minum smoothie, buat sendiri di rumah dengan bahan segar, tanpa tambahan pemanis.

Baca Juga: Lancarkan Pencernaan, Begini Tips Membuat Smoothies Pepaya Jeruk

(*)

Sumber: Real Simple
Penulis:
Editor: Arintha Widya