"Meskipun dipromosikan dengan klaim seperti ‘bebas kafein’ atau ‘energi alami’, kandungan dalam minuman energi tetap bisa mengacaukan hormon, tidur, dan metabolisme," kata Carrie Lupoli, pakar nutrisi bersertifikat.
Selain itu, kandungan kafein tinggi bisa meningkatkan kortisol, tekanan darah, hingga risiko penyakit jantung. "Minuman ini menciptakan energi semu saat tubuh sebenarnya sedang kelelahan," tambah Kim Shapira, ahli nutrisi fungsional. Jika butuh dorongan energi, pilih teh hijau tanpa gula atau matcha yang lebih alami.
3. Vitamin Water
Air vitamin—yang sering kita temui di rak minimarket dan diklaim mengandung tambahan vitamin dan elektrolit—juga patut diwaspadai. "Beberapa produk mengandung hingga 26 gram gula per botol, jumlah yang hampir sama dengan minuman bersoda," ungkap Lindsay-Adler.
Ia menambahkan bahwa konsumsi gula dalam jangka panjang bisa menyebabkan obesitas, diabetes tipe 2, dan penyakit jantung. Selain itu, vitamin dalam minuman ini bisa rusak seiring waktu, terutama vitamin yang larut dalam air, sehingga manfaat kesehatannya berkurang.
"Padahal kebanyakan orang sudah mendapat cukup vitamin dari makanan sehari-hari," jelasnya. Pilihan lebih baik? Air putih dengan irisan buah asli.
4. Kombucha
Kombucha mulai populer di Indonesia, terutama di kalangan urban yang sadar akan pentingnya kesehatan usus. Tapi menurut Wieser, kombucha kemasan bisa mengandung 10–12 gram gula per porsi.
"Asupan gula tinggi berkaitan dengan umur yang lebih pendek dan peningkatan risiko penyakit kronis,” ujarnya. Kombucha juga bersifat asam yang dapat merusak enamel gigi, dan mengandung kafein serta histamin yang bisa memperburuk kondisi seperti kecemasan atau refluks asam lambung.