5 Hal yang Perusahaan Bisa Lakukan untuk Jaga Kesehatan Mental Karyawan

Ardela Nabila - Minggu, 10 Oktober 2021
Hal yang perusahaan bisa lakukan untuk menjaga kesehatan mental.
Hal yang perusahaan bisa lakukan untuk menjaga kesehatan mental. Rifka Hayati

Parapuan.co - Kawan Puan, hari ini, 10 Oktober merupakan peringatan World Mental Health Day atau Hari Kesehatan Mental Sedunia.

Belakangan ini, sudah banyak orang yang menyadari bahwa kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Boleh jadi Kawan Puan salah satunya. 

Tak dimungkiri, di masa pandemi Covid-19 ini, masalah kesehatan mental merupakan salah satu masalah yang kerap dialami karyawan.

Dalam studi terbaru yang dilakukan oleh Qualtrics dan SAP pada Maret sampai April 2020 lalu, sebanyak 75 persen karyawan merasa terisolasi secara sosial.

Adapun 67 persen karyawan mengaku mengalami peningkatan stres, 57 persen mengalami gangguan kecemasan, dan 53 persen mengatakan lelah secara emosional.

Baca Juga: 5 Jenis Pekerjaan Ini Janjikan Gaji Tinggi 10 Tahun ke Depan

Apalagi, saat ini pekerjaan tampak menjadi semakin sulit dan karyawan rentan bekerja lebih lama dari biasanya saat masih bisa ke kantor.

Masalah kesehatan mental pada karyawan sendiri memiliki pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas saat bekerja.

Karenanya, menyediakan dukungan kesehatan mental kepada karyawan, terutama ketika dibutuhkan, menjadi sangat penting.

Meskipun kesehatan mental merupakan masalah yang sangat personal, ini 5 hal yang bisa perusahaan lakukan untuk menjaga kesehatan mental karyawannya, seperti dikutip dari Linkedin.

1. Menyediakan sesi konseling dan pembinaan

Untuk memberikan kemudahan kepada karyawan mencari bantuan profesional ketika dibutuhkan, perusahaan bisa secara rutin menyediakan sesi konseling.

Salah satu perusahaan ternama yang memiliki inisiatif dalam hal ini adalah Starbucks Amerika Serikat, yang memberikan akses 20 kali sesi gratis pada karyawannya untuk bertemu terapis.

Dengan menyediakan layanan ini di kantor untuk karyawan, rupanya bisa membantu karyawan di perusahaan agar lebih terbuka tentang perasaannya.

2. Memberikan akses ke aplikasi telemedicine

Saat ini sudah banyak sekali perusahaan yang memberikan karyawannya akses ke aplikasi telemedicine ataupun sumber online lainnya untuk mengurangi stres dan kecemasan.

Tak hanya itu Kawan Puan, kini juga sudah banyak perusahaan besar ternama yang menyediakan program khusus untuk menjaga kesehatan mental karyawannya, lho.

Baca Juga: Catat! 3 Cara Mengukur Kinerja Karyawan dalam Budaya Hybrid Working

3. Memberikan lebih banyak fleksibilitas dan waktu libur

Bagi karyawan yang mengurus banyak anggota keluarga, kemudahan atau fleksibilitas merupakan salah satu yang terpenting untuk menjaga kesehatan mentalnya.

Sementara untuk yang lain, cuti atau terbebas sebentar dari pekerjaan merupakan bentuk self-care yang mereka butuhkan.

Di sini, perusahaan bisa membantu karyawannya dengan memberikan kemudahan apabila mereka benar-benar membutuhkan waktu untuk mengambil cuti.

4. Membangun kebiasaan work-life balance yang sehat

Work-life balance atau keseimbangan antara waktu kerja dan kehidupan di luar kerja merupakan hal esensial untuk mendukung kesehatan mental karyawan.

Kawan Puan, pernahkah kamu merasa stres dan burnout akibat tidak memiliki keseimbangan antara keduanya?

Nah, di sini lah perusahaan memiliki peran penting agar seluruh karyawan bisa membangun batasan antara waktu kerja dan kehidupan di luarnya.

5. Mendorong para pemimpin untuk terbuka terkait kesehatan mental

Dewasa ini, kesehatan mental bukan merupakan hal yang tabu untuk dibicarakan.

Memiliki atasan yang terbuka terhadap masalah yang satu ini dapat membantu meruntuhkan stigma kesehatan mental di dunia profesional.

Ketika atasan terbuka tentang masalah ini, maka karyawan akan merasa nyaman dan ikut terbuka ketika merasa kesehatan mentalnya terganggu.

Baca Juga: Ini Cara Efektif Atasi Toxic Productivity Selama WFH dari Pakar

Nah, Kawan Puan, apakah perusahaan tempat kamu bekerja memiliki program atau layanan tertentu untuk menjaga kesehatan mental karyawannya? (*)

Sumber: LinkedIn
Penulis:
Editor: Aghnia Hilya Nizarisda