Ini Cara Efektif Atasi Toxic Productivity Selama WFH dari Pakar

Tentry Yudvi Dian Utami - Jumat, 8 Oktober 2021
Tanda- Tanda kamu mengalami toxic productivity
Tanda- Tanda kamu mengalami toxic productivity Anastasia Gubinskaya

Parapuan.co  - Bekerja keras boleh saja, tapi hati-hati kamu bisa saja terjebak toxic productivity.

Toxic positivity ini sering dialami oleh pekerja yang WFH, karena kita memilih mengerjakan banyak hal mumpung masih di rumah.

“Mumpung lagi di rumah terus, kenapa nggak melakukan sesuatu yang produktif?”

Mungkin, pikiran itulah yang terbesit di kepalamu, bahkan setelah setahun menjalani kehidupan di masa pandemi.

Baca Juga: Simak! Ini Tips Menghadapi Pekerjaan yang Tidak Sesuai Passion

Rasanya, ketika kamu berleha-leha di rumah, banyak waktu malah justru terbuang sia-sia, ya?

Makanya, kamu memilih untuk melakukan hal-hal produktif dalam satu hari secara sekaligus, seperti belajar bahasa asing, mengerjakan berbagai macam project, atau meeting tanpa henti.

Kamu mengira, apa yang kamu lakukan itu produktif.

Padahal, ada batas yang jelas antara menjadi produktif dan toxic productivity—dan barangkali, kamu mengalami jenis produktivitas yang kedua.

Tanda-tanda kamu mengalami toxic productivity
Pada umumnya, toxic productivity adalah istilah lain dari overworking, workaholic, dan kata-kata yang menggambarkanmu sebagai pribadi yang terlalu banyak bekerja hingga mengesampingkan istirahat.

Graheta Rara Purwasono, M.Psi, psikolog, salah satu psikolog Riliv, mengatakan, “Toxic productivity itu memunculkan rasa bersalah kalau tidak mengerjakan sesuatu. Ujung-ujungnya, mengalami burnout yang membahayakan kesehatan, dan itu harus dihindari.”