Tujuan Terkait

Sophie Turner Bahas Keadilan untuk Perempuan dari Adegan Sansa Stark di Game of Thrones

Arintha Widya - Selasa, 26 Agustus 2025
Kata Sophie Turner soal adegan kontroversial Sansa Stark di Game of Thrones.
Kata Sophie Turner soal adegan kontroversial Sansa Stark di Game of Thrones. HBO

"Aku pikir kalau Game of Thrones keluar hari ini, pasti akan ada peringatan pemicu (trigger warning). Tapi aku benar-benar bangga pernah menjadi bagian dari Game of Thrones di mana mereka tidak menutup-nutupi kekejaman yang dialami perempuan di masa itu. Aku merasa bangga bisa menjadi bagian dari percakapan tersebut," ungkapnya.

Sebelumnya, saat menghadiri Comic-Con pada 2015, Sophie Turner juga pernah menegaskan bahwa meski Sansa menjadi korban, ia tetap sosok yang kuat. "Satu hal yang masih dimiliki Sansa, meskipun sudah melalui banyak hal, adalah kekuatan. Dia tidak bisa disalahkan atas apa yang terjadi… dia masih kuat, hanya saja kekuatannya sering ia tunjukkan lewat strategi dan pikiran, bukan perlawanan fisik," ujarnya kala itu.

Pandangan Turner turut diperkuat oleh produser Game of Thrones, Bryan Cogman. Dalam wawancara dengan Entertainment Weekly, ia menjelaskan: "Ini adalah Game of Thrones. Kami membuat keputusan untuk tidak menutup-nutupi apa yang secara realistis akan terjadi di malam pernikahan dengan dua karakter ini, dan itulah kenyataan dunia dalam cerita ini."

Relevansi dengan Diskusi Kekerasan Seksual Saat Ini

Pernyataan Sophie Turner kini menjadi relevan di tengah meningkatnya kesadaran publik mengenai pentingnya representasi yang sensitif terhadap korban kekerasan seksual. Platform streaming maupun film modern banyak yang mulai menyertakan peringatan konten sensitif atau trigger warning sebelum adegan berpotensi memicu trauma. Hal ini dilakukan agar penonton dapat lebih siap secara emosional.

Dengan menegaskan bahwa dirinya bangga menjadi bagian dari percakapan tersebut, Turner seolah ingin menekankan bahwa karya fiksi seperti Game of Thrones bisa berperan membuka diskusi sosial yang lebih luas.

Bagi sebagian orang, adegan seperti yang dialami Sansa mungkin terlalu berat untuk ditonton, namun bagi Sophie Turner, itu adalah gambaran nyata bagaimana perempuan kerap menghadapi kekerasan yang dibungkam dalam kehidupan nyata.

Kontroversi itu pada akhirnya memperkuat karakter Sansa Stark sebagai salah satu tokoh paling berkembang di serial tersebut. Dari seorang gadis muda yang naif, Sansa tumbuh menjadi pemimpin yang cerdas dan tangguh. Dalam konteks ini, penderitaan yang dialaminya bukan semata bentuk eksploitasi, melainkan bagian dari perjalanan menuju kekuatan dan ketahanan.

Baca Juga: Film Pinch, Potret Kelam dan Satir Patriarki di India dalam Balutan Humor Gelap

(*)

Sumber: Variety
Penulis:
Editor: Arintha Widya

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari, program KG Media yang merupakan suatu rencana aksi global, bertujuan untuk menghapus kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan.