Tujuan Terkait
Tujuan Lestari terkait

Dibanding Laki-Laki Kini Banyak Orang Tua Mendambakan Anak Perempuan, Kenapa?

Saras Bening Sumunar - Rabu, 30 Juli 2025
Lebih banyak orang tua mendambakan anak perempuan dibandingkan laki-laki.
Lebih banyak orang tua mendambakan anak perempuan dibandingkan laki-laki. FatCamera

Baca Juga: 8 Hal yang Perlu Diajarkan ke Anak Perempuan Sebelum Masuk SMP

Di Jepang, Survei Fertilitas Nasional Jepang yang secara rutin melakukan jajak pendapat setiap 5 tahun mencatat bahwa pada tahun 1982, 48,5 persen pasangan menikah hanya menginginkan satu anak dan itu adalah perempuan.

Pada 2002, 75 persen pasangan juga menginginkan anak perempuan. Preferensi memiliki anak perempuan juga diinginkan oleh orang tua yang menginginkan memiliki dua atau tiga anak.

Kenapa Anak Perempuan Lebih Diinginkan Daripada Laki-Laki?

Rupanya, ada beberapa faktor yang menyebabkan orang tua lebih memilih anak perempuan ketimbang laki-laki, termasuk faktor budaya dan kondisi psikologis.

Misalnya di Afrika sub-Sahara, seorang laki-laki di sana diharuskan membayar mahar besar pada keluarga perempuan yang akan dinikahinya. Faktor budaya inilah yang pada akhirnya membuat banyak orang tua di Afrika mendambakan anak perempuan dibanding laki-laki.

Bukan hanya di Afrika, pada tahun 2010, orang tua di Amerika juga lebih memilih mengadopsi anak perempuan dengan membayar 16.000 dollar AS atau setara dengan Rp262 juta.

Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti apa alasan meningkatnya preferensi anak perempuan lebih banyak diinginkan ketimbang laki-laki. Namun, menurut studi Abbie Goldberg dari Universitas Clark pada 2009, anak perempuan lebih mudah dibesarkan, lebih menarik, dan kompleks.

Oleh karena itu, para orang tua lebih memilih untuk memiliki anak perempuan daripada laki-laki. Sementara itu, para orang tua di China beranggapan bahwa memiliki anak laki-laki dinilai mahal karena pria perkotaan kelas menengah biasanya diharapkan memiliki apartemen sebelum menikah.

Mereka juga mengatakan bahwa anak laki-laki sering mengeluh tentang biaya yang sangat besar untuk membantu mereka membeli rumah. Kemungkinan lainnya adalah bahwa preferensi terhadap anak perempuan mungkin bukan tanda emansipasi, melainkan cerminan peran gender yang langgeng.

Asumsi bahwa anak perempuan akan lebih mengasuh, sementara anak laki-laki akan menjauh, sudah mengakar bahkan dalam masyarakat yang paling egaliter sekalipun.

Di Denmark, Norwegia, dan Swedia misalnya, perempuan relatif terwakili dengan baik baik dalam bisnis maupun politik. Pasangan orang tua di sana tetap menempatkan kepentingan yang lebih besar untuk memiliki setidaknya satu anak perempuan daripada memiliki setidaknya satu anak laki-laki.

Kebanyakan orang tua juga beranggapan bahwa memiliki anak perempuan lebih mungkin memberikan kesan yang baik bagi mereka daripada memiliki anak laki-laki. Hal ini karena anak laki-laki lebih lambat mengembangkan keterampilan motorik halus daripada anak perempuan. Mereka juga kurang mampu duduk dengan diam.

Baca Juga: 3 Konflik yang Sering Dihadapi Ibu dan Anak Perempuan, Apa Saja?

(*)

Sumber: kompas
Penulis:
Editor: Kinanti Nuke Mahardini

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari, program KG Media yang merupakan suatu rencana aksi global, bertujuan untuk menghapus kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan.