"(Mereka) sudah bekerja keras, tapi tetap saja ada tekanan. Semua orang bersaing mati-matian dan sebagian mulai merasa tidak ada harapan, karena kompetisinya begitu sengit. Jadi, untuk apa?" ujar Prof. Kuang Xianwen dari Xi’an Jiaotong-Liverpool University.
Ketimpangan antara jumlah lulusan dan lapangan kerja yang tersedia membuat banyak anak muda merasa perjuangan mereka sia-sia. Sehingga tak sedikit yang memilih jalan "tang ping" atau "berbaring saja", tren malas produktif yang sudah lebih dulu viral. Rat people adalah versi baru dari tang ping, lebih suram tapi juga lebih jujur.
"Ini bentuk menyerah pada kompetisi sosial. Saya tidak mau mendaki tangga kesuksesan. Saya akan gunakan energi saya di malam hari, di internet. Peran saya di masyarakat hanya sekadar eksis seperti mesin," kata Yuan Yuan, dosen di XJTLU.
Humor Gelap sebagai Pelindung Jiwa
Fenomena "menusia tikus" juga menjadi bentuk zi hei—konsep humor gelap ala Tiongkok yang berarti merendahkan diri sendiri sebagai bentuk perlindungan mental. Dalam menghadapi tekanan sosial yang begitu besar, anak muda Tiongkok menggunakan humor sebagai jalan untuk tetap waras dan saling menguatkan.
"Mungkin ini juga karena tekanan besar yang dihadapi anak muda. Mereka menikmati humor seperti ini sebagai cara untuk membandingkan diri mereka dengan cara yang lucu," ucap Pu. Namun, jangan anggap enteng mereka yang memilih menjadi rat people. Di balik tirai yang tertutup dan rutinitas menyendiri, tetap ada upaya untuk bertahan.
"Istilah ini juga menggambarkan seseorang yang merayap dalam kegelapan, tapi tetap berusaha keras," ujar Pu. "Banyak dari kami mungkin hidup di lingkungan yang tidak mendukung, tapi kami tetap berusaha menyelesaikan apa pun yang harus diselesaikan."
Cerminan Krisis Lebih Besar
Fenomena ini adalah potret dari sebuah generasi yang merasa terjebak dalam sistem yang tidak berpihak. Di saat mereka dituntut untuk terus mengejar prestasi, realitas di lapangan sering kali tidak memberikan ruang bagi mereka untuk berkembang.
Baca Juga: Jarang Disorot, Bagaimana Nasib Generasi X di Tengah Persaingan Kerja Milenial dan Z?
Pemerintah Tiongkok sendiri telah mengakui adanya ketidaksesuaian antara permintaan dan ketersediaan tenaga kerja. Namun, selama sistem pendidikan dan dunia kerja masih berfokus pada produktivitas ekstrem dan angka, kemungkinan besar akan semakin banyak anak muda yang memilih menjadi rat people—bukan karena mereka malas, tetapi karena mereka kelelahan.
Dalam komentar yang populer di sebuah vlog rat person, seseorang menulis:
"Kami lelah dengan gaya hidup cepat dan efisien yang dipaksakan kepada kami. Kami hanya ingin kebebasan untuk rebahan kapan dan di mana pun kami mau."
Sebuah sindiran tajam untuk sistem, sekaligus jeritan lirih generasi yang mendamba hidup lebih manusiawi.
(*)