Sebaliknya, tentukan daftar pendek perusahaan impianmu. Lakukan riset mendalam tentang posisi yang tersedia, budaya kerja mereka, dan siapa saja pengambil keputusan di sana. Manfaatkan LinkedIn untuk membangun koneksi dan menampilkan keahlianmu secara konsisten, baik melalui unggahan harian, komentar bernilai, maupun portofolio yang relevan.
Dengan pendekatan yang lebih terfokus, kamu bisa menyesuaikan CV dan surat lamaran dengan lebih baik, sehingga peluang dipanggil interview pun meningkat.
3. Rebranding Diri Sesuai Tuntutan Pasar Kerja Saat Ini
Dunia kerja terus berubah, dan jika kamu sudah lama berada di satu posisi, bisa jadi kamu tertinggal dalam memahami tren dan kebutuhan baru di industri. Sejak perkembangan pesat kecerdasan buatan dan digitalisasi, banyak keahlian lama yang tak lagi cukup.
Gunakan waktu setelah PHK untuk meninjau kembali personal branding dan kompetensimu. Apakah kamu masih relevan dengan kebutuhan perusahaan saat ini? Jika belum, mulailah meningkatkan keterampilan yang sedang banyak dibutuhkan, seperti analisis data, komunikasi efektif, kepemimpinan lintas fungsi, dan penguasaan teknologi terbaru.
Belajar hal baru tak harus mahal. Banyak kursus daring yang tersedia gratis atau berbiaya rendah di platform seperti Coursera, edX, dan Skillshare.
PHK Bukan Akhir, Tapi Awal Bab Baru
PHK memang menyakitkan. Tapi bukan berarti hidup dan kariermu berhenti di situ. Justru, ini bisa menjadi momen reset untuk mengevaluasi kembali arah karier, membangun sesuatu yang lebih sesuai dengan visi hidupmu, dan mempersiapkan diri untuk masa depan kerja yang lebih menantang.
Jangan tunggu sampai keadaan memaksamu bertindak. Gunakan 30 hari pertama ini untuk membangun kembali fondasi finansial dan profesionalmu. Dengan strategi yang tepat, kamu tidak hanya bisa bangkit, tapi juga melesat lebih jauh dari sebelumnya.
Baca Juga: Layoff di Mana-Mana, Apakah Harus Menunggu PHK atau Resign Duluan?
(*)