Baca Juga: Berbohong Bisa Jadi Tanda Anak Balita Makin Cerdas, Ini Kata Psikolog
9. Tidak Membiarkan Anak Mengalami Kegagalan
Niat melindungi anak dari sakit hati justru membuat mereka rapuh. Anak yang selalu "diselamatkan" orang tua tidak belajar bertanggung jawab dan bangkit saat gagal.
10. Tidak Konsisten Memberi Konsekuensi
Anak cepat belajar membaca pola. Jika ancaman hukuman hanya sebatas kata-kata, mereka tahu bahwa batasan bisa diterobos tanpa risiko.
11. Memberi 'Kesempatan Terakhir' Tanpa Henti
Kalimat "ini yang terakhir ya" akan kehilangan makna jika diulang terus tanpa tindakan nyata. Anak jadi paham bahwa ancaman orang tua bisa dinegosiasi, dan wibawa orang tua pun berkurang.
Orang tua milenial punya semangat besar untuk menciptakan pola asuh yang lebih sehat. Namun, kelembutan tanpa batasan justru bisa membuat anak tumbuh tanpa respek. Kuncinya ada pada keseimbangan: hangat, tapi tetap tegas.
Anak butuh merasa dicintai, tapi juga butuh belajar disiplin, tanggung jawab, dan menghormati aturan. Dengan begitu, mereka tumbuh menjadi pribadi yang bukan hanya bahagia, tapi juga menghargai orang tua dan orang lain.
Baca Juga: Mengenal Apa Itu Democratic Parenting dan Penerapannya dalam Mengasuh Anak
(*)