Parapuan.co - Apakah Kawan Puan pernah merasa sedih atau gembira karena suatu hal tanpa diprediksi sebelumnya? Atau ketika melihat seorang teman bersedih, Kawan Puan juga ikut merasakan emosional kesedihan itu?
Kemungkinan besar Kawan Puan sedang mengalami penularan emosi atau emotional contagion, yakni kecenderungan seseorang untuk ikut merasakan apa yang dirasakan orang lain, baik secara sadar maupun tidak.
Dilansir melalui laman Psychology Today, seorang peneliti asal Universitas Hawai, Elaine Hatfield, mengeksplorasi banyak aspek-aspek di dalam suatu hubungan dan menemukan bahwa manusia meniru emosi dari perilaku satu sama lain. Lalu, bagaimana penularan emosi ini dapat terjadi?
Suasana Hati yang Positif dan Negatif
Dalam sebuah hubungan, baik pertemanan maupun percintaan, emosi memainkan peran penting dalam menentukan kedekatan. Jika yang dibagikan adalah perasaan positif, seseorang dapat merasa lebih dekat dan intim.
Namun sebaliknya, emosi negatif justru bisa memicu jarak, ketegangan, hingga konflik. Tidak heran, ketika seorang teman sedang berbahagia, kita pun ikut merasakan euforia itu. Begitu pula saat pasangan marah, amarahnya bisa “menular” tanpa disadari.
Empati dan Belas Kasih
Fenomena ini erat kaitannya dengan empati, yakni kemampuan memahami perasaan orang lain. Menurut Elaine, penularan emosi dapat menjadi jembatan yang mempererat hubungan ketika perasaan positif mendominasi. Namun, ia juga dapat menjadi pemicu salah paham jika emosi negatif yang lebih sering terbagi.
Belas kasih juga terbukti berperan besar dalam proses penularan emosi. Saat dua orang selaras secara emosional, mereka cenderung lebih mudah saling menghargai, memberi dukungan, dan membangun keterhubungan yang lebih erat.
Oleh karena itu, Kawan Puan bisa lebih bijak dalam menanggapi, terutama ketika lawan bicara sedang dikuasai emosi negatif. Jika dapat menjaga kestabilan emosi, maka membantu percakapan berjalan lebih sehat.