Mengapa Orang Tua Beri Smartphone ke Anak Meski Tahu Itu Terlalu Dini?

Arintha Widya - Kamis, 7 Agustus 2025
Kenapa orang tua memberikan smartphone terlalu dini ke anak?
Kenapa orang tua memberikan smartphone terlalu dini ke anak? Chong Kee Siong

Baca Juga: Selain Batasi Screen Time, Ini Cara Mengelola Dampak Negatif Digital Parenting pada Anak

Bagi orang tua yang ingin menunda pemberian smartphone, berikut beberapa cara yang disarankan:

1. Tegas dan konsisten: Bangun komunikasi terbuka dengan anak mengenai alasan dan risiko dari penggunaan smartphone. Ucapkan dengan tegas, "Aku orang tuamu, tugas utamaku adalah menjaga kamu tetap aman", atau
"Di keluarga kita, anak baru boleh punya ponsel setelah masuk SMA."

2. Cari komunitas yang sejalan: Bergabung dengan komunitas atau platform seperti Osprey untuk membantu memperkuat dukungan sosial bagi keluarga yang menunda smartphone. Ini juga mencegah anak merasa “satu-satunya” yang berbeda.

3. Fokus pada bermain dan eksplorasi dunia nyata: "Biarkan anak menemukan bahwa dunia nyata menyenangkan dan penuh kejutan," kata Dr. Haidt. Ia juga menekankan pentingnya memberi contoh, seperti menyingkirkan ponsel saat bersama keluarga.

4. Gunakan alternatif non-smartphone: Banyak orang tua kini memilih smartwatch atau alat pelacak GPS seperti BoT Talk sebagai alternatif. Beberapa bahkan kembali menggunakan telepon rumah nirkabel agar anak tetap bisa berkomunikasi, termasuk untuk keadaan darurat.

Smartphone Bukan Sekadar Alat, Tapi Tanggung Jawab

Membekali anak dengan smartphone bukan sekadar memenuhi keinginan atau mengikuti tren. Ini soal kesiapan mental, kontrol emosi, dan pemahaman akan risiko yang mengintai.

Alih-alih langsung memberikan, lebih baik berinvestasi dalam edukasi, komunikasi, dan penciptaan lingkungan sosial yang sehat bagi anak.

Sebab, seperti kata Dr. Haidt, "Tidak cukup hanya mengambil layar dari mereka, tapi kita juga harus memberikan mereka masa kecil di dunia nyata."

Baca Juga: Dari Screen Time ke Quality Time, Trik Bangun Kedekatan dengan Remaja di Era Digital

(*)

Sumber: Parents
Penulis:
Editor: Arintha Widya