Parapuan.co - Di era modern yang penuh dengan tekanan dan interaksi sosial yang kompleks, memiliki kecerdasan emosional atau emotional intelligence (EQ) menjadi sama pentingnya. Bahkan mungkin lebih penting daripada kecerdasan intelektual (IQ).
EQ mencerminkan kemampuan seseorang untuk mengenali, memahami, dan mengelola emosi diri sendiri maupun orang lain. Artikel ini akan membahas lebih dalam tentang ciri-ciri orang yang memiliki EQ tinggi, serta bagaimana Kawan Puan dapat mengembangkannya untuk membangun hubungan yang lebih sehat dan sukses dalam berbagai aspek kehidupan. Yuk, simak!
Apa Itu Kecerdasan Emosional?
Melansir Very Well Mind, konsep EQ pertama kali populer berkat psikolog Daniel Goleman, namun sebenarnya telah dikenali sejak zaman Aristoteles. Sang filsuf pernah mengatakan, "Siapa pun bisa marah, itu mudah. Tapi marah pada orang yang tepat, dengan kadar yang tepat, pada waktu yang tepat, untuk tujuan yang tepat, dan dengan cara yang tepat; itu tidak mudah."
Kutipan ini menggambarkan esensi dari EQ bukan sekadar merasakan emosi, tetapi mampu mengendalikannya secara bijak dan tepat sasaran. EQ terdiri dari empat kemampuan utama:
- Mengenali emosi (dalam diri sendiri dan orang lain),
- Menggunakan emosi untuk berpikir dan bertindak secara efektif,
- Memahami emosi, serta
- Mengelola emosi agar tetap produktif dan tidak merusak hubungan.
Ciri-Ciri Orang dengan EQ Tinggi
Orang yang memiliki kecerdasan emosional tinggi biasanya tidak hanya disukai oleh banyak orang, tapi juga lebih tangguh menghadapi tekanan hidup. Apa saja ciri-cirinya?
1. Kesadaran Diri (Self-Awareness)
EQ dimulai dari pengenalan emosi diri. Orang yang sadar akan perasaannya tahu kapan ia sedang marah, sedih, senang, atau cemas, dan mampu mengidentifikasi penyebabnya. Kesadaran ini mencegah mereka bertindak impulsif atau menyakiti orang lain hanya karena suasana hati buruk.
Baca Juga: Juara Bermedsos Tapi IQ Orang Indonesia Peringkat 130 dari 199 Dunia, Dihubungkan dengan Stunting
2. Empati
Kemampuan untuk "masuk ke sepatu orang lain" adalah fondasi penting EQ. Empati memungkinkan seseorang memahami perasaan orang lain, bahkan tanpa kata-kata. Inilah yang membuat orang ber-EQ tinggi mampu menjalin hubungan sosial yang kuat dan penuh pengertian.
3. Pengendalian Diri (Self-Regulation)
Mengakui emosi adalah satu hal, tapi mengendalikan emosi agar tidak merusak keadaan adalah hal yang lebih tinggi. Alih-alih meledak dalam kemarahan, mereka memilih untuk menenangkan diri, berpikir, lalu bertindak secara konstruktif.
4. Motivasi Diri
Orang dengan EQ tinggi termotivasi oleh tujuan jangka panjang, bukan sekadar kepuasan sesaat. Mereka dapat bertahan dalam tantangan, karena tahu bahwa emosi seperti takut dan cemas bisa diolah menjadi bahan bakar untuk perubahan positif.
5. Keterampilan Sosial
Mereka cakap dalam membina komunikasi dan hubungan yang sehat, mampu mendengarkan dengan aktif, dan berkomunikasi dengan jelas tanpa menyakiti. Bahkan dalam konflik, mereka bisa jadi penengah yang menyatukan.
6. Ekspresivitas yang Tepat
Baca Juga: 5 Cara Membaca Emosi Seseorang yang Sebenarnya, Perhatikan Ekspresi Mikro
EQ bukan soal memendam emosi, melainkan soal bagaimana dan kapan mengungkapkannya. Misalnya, setelah hari kerja yang melelahkan, alih-alih melampiaskan ke pasangan, mereka memilih bicara terbuka atau menyalurkan energi lewat aktivitas yang sehat seperti berolahraga.
7. Kepekaan terhadap Akar Masalah
Seseorang yang cerdas secara emosional mampu menelusuri akar emosinya. Saat marah pada rekan kerja, mereka tidak langsung menyalahkan, tapi menganalisis apakah amarah itu sebenarnya berasal dari tekanan lain, seperti beban kerja yang berlebihan.
Bisakah EQ Dilatih dan Ditingkatkan?
Berbeda dengan IQ yang relatif stabil, EQ bisa dilatih. Bahkan, kini banyak sekolah dan perusahaan mulai mengajarkan keterampilan sosial dan emosional secara sistematis. Berikut beberapa cara meningkatkan EQ:
- Refleksi Diri: Sediakan waktu untuk merenung. Tanyakan pada diri sendiri: “Apa yang sedang aku rasakan?”, “Apa pemicu emosiku hari ini?”
- Mindfulness: Latihan kesadaran seperti meditasi atau teknik pernapasan bisa membantu menghadapi emosi dengan tenang.
- Terapi Kognitif-Perilaku (CBT): Terapi ini membantu individu belajar mengatur respons emosional dan merespon konflik dengan cara yang lebih sehat.
- Mengikuti Program SEL (Social and Emotional Learning): Program ini banyak diajarkan di sekolah atau komunitas untuk meningkatkan kemampuan emosional dan sosial.
Baca Juga: Cara Perempuan Mandiri Bangun Kembali Kesehatan Mental dan Emosional Setelah Perceraian
- Uji EQ Online: Meski tidak selalu akurat, tes EQ bisa menjadi awal untuk mengenali kekuatan dan area yang perlu ditingkatkan.
Mengapa EQ Penting dalam Kehidupan?
Dalam kehidupan pribadi, EQ yang tinggi membantu menjaga keharmonisan rumah tangga dan pertemanan. Di tempat kerja, orang ber-EQ tinggi mampu menjadi pemimpin yang bijak, rekan kerja yang suportif, dan pribadi yang tangguh menghadapi tekanan.
EQ juga membantu seseorang mengambil keputusan yang lebih baik, karena mereka mampu menyeimbangkan logika dan emosi. Dengan kata lain, kecerdasan emosional bukan hanya membuat hidup lebih damai, tapi juga lebih produktif.
Sudahkah Kawan Puan menjadi bagian dari orang-orang yang emotionally intelligence?
(*)