Parapuan.co - Di tengah narasi besar tentang cinta, kesetiaan, dan pernikahan yang sakral, banyak perempuan terjebak dalam dilema batin ketika dihadapkan pada kenyataan pahit berupa perselingkuhan.
Dalam hubungan pernikahan, perselingkuhan yang dilakukan pasangan bukan hanya membuat luka, tetapi juga mengikis rasa percaya. Di sisi lain, walau sudah ditunjukkan dengan fakta perselingkuhan pasangan, masih banyak istri yang mempertahankan pernikahannya.
Keputusan untuk tetap berada dalam hubungan tersebut seringkali bukan karena lemahnya pribadi atau ketidakmampuan mencintai diri sendiri, melainkan kompleksitas emosi, budaya, tanggung jawab keluarga, hingga tekanan sosial yang membelenggu.
Padahal, bertahan dalam pernikahan yang tidak sehat justru memberikan dampak besar pada kesehatan mental perempuan.
"Kalau enggak pulih, kalau diam saja, tentu terganggu mentalnya. Korban bisa merasa cemas, takut hal serupa bakal terulang lagi," imbuhnya," ujar Sukmadiarti M.Psi, konsultan pranikah dikutip dari Kompas.
Menurut Sukmadiarti, ada dua pilihan dalam menangani kasus perselingkuhan dalam pernikahan.
Dampak Psikolgis Bertahan meski Diselingkuhi Berulang
Menurut Sukmadiarti, perasaan takut sangat umum dirasakan oleh istri yang berulang kali diselingkuhi oleh suami. Selain itu, korban perselingkuhan juga bisa merasa kecewa dan malu terhadap kondisinya saat ini karena merasa bahwa ia seharusnya bisa menjalani kehidupan pernikahan penuh kebahagiaan.
"Bilangnya sudah enggak, tetapi ternyata di belakang masih berhubungan. Takut tersakiti lagi, merasa depresi, sedih, dan putus asa," jelasnya.
Baca Juga: Awas Terjebak! Ini Cara Menghindari Perselingkuhan dengan Rekan Kerja