Parapuan.co - Daging merupakan salah satu sumber nutrisi penting bagi balita, terutama dalam menyediakan protein dan zat besi yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang optimal. Protein membantu pembentukan jaringan tubuh, sedangkan zat besi penting untuk perkembangan otak dan pembentukan sel darah merah.
Namun, konsumsi daging pada balita perlu dibatasi dan diseimbangkan dengan kebutuhan nutrisi lainnya. Oleh karenanya, penting bagi orang tua agar memahami panduan konsumsi daging dan sumber protein lain yang aman untuk balita sebagaimana mengutip Safefood.net di bawah ini!
Mengapa Daging Penting?
Balita berada pada masa pertumbuhan pesat, sehingga memerlukan asupan nutrisi yang mencukupi. Daging merah seperti daging sapi dan domba dikenal kaya akan zat besi heme, yaitu jenis zat besi yang mudah diserap tubuh. Selain itu, ayam dan ikan juga memberikan asupan protein tinggi yang sangat bermanfaat.
Ahli gizi menyarankan, makanan seperti daging, ayam, ikan, telur, kacang-kacangan, dan biji-bijian harus disajikan dalam dua kali makan utama setiap hari agar kebutuhan gizi anak terpenuhi.
Berapa Banyak yang Harus Dikonsumsi?
Agar tidak memberikan daging secara berlebihan pada anak, terlebih dalam suasana setelah Iduladha seperti sekarang, berikut porsi yang aman untuk dikonsumsi:
- Usia 1–2 tahun: 2 porsi makanan berprotein per hari.
- Usia 3–4 tahun: 3 hingga 4 porsi makanan berprotein per hari.
Ukuran Porsi yang Disarankan
Berikut adalah contoh ukuran satu porsi sumber protein yang sesuai untuk balita:
- 30 gram daging sapi, domba, ayam, atau kalkun yang sudah dimasak.
- 30 gram ikan yang sudah dimasak.
- 1 butir telur ukuran sedang.
- ¼ cangkir (sekitar 40 gram) kacang panggang, lentil, kacang polong, atau chickpea.
- 35 gram hummus.
- 35 gram tahu yang dimasak.
- 2 buah falafel.
- 1 sendok teh penuh selai kacang halus (tanpa tambahan garam dan gula).
Baca Juga: Ahli Beberkan Cara Memastikan Nutrisi Anak dengan Alergi Susu Sapi Tetap Terpenuhi
Tips Pola Makan Sehat untuk Balita
1. Batasi Daging Olahan
Produk seperti bacon sebaiknya hanya diberikan satu kali dalam seminggu dalam jumlah kecil. Daging olahan mengandung lebih banyak garam dan lemak jenuh yang kurang baik untuk kesehatan jangka panjang anak.
2. Hati-hati dengan Nugget dan Sosis
Meski praktis, makanan seperti nugget ayam, sosis, dan burger sebaiknya tidak menjadi bagian rutin dari menu anak. Makanan ini cenderung rendah protein dan tinggi lemak serta garam.
3. Pilih Selai Kacang yang Alami
Saat memberikan selai kacang atau kacang almond, pastikan produk tersebut tidak mengandung tambahan gula dan garam. Gunakan versi halus agar aman dikonsumsi balita dan mengurangi risiko tersedak.
4. Variasikan Sumber Protein
Tidak harus selalu daging, kamu bisa mengganti atau melengkapi dengan sumber protein nabati seperti tahu, lentil, dan hummus yang juga kaya nutrisi.
Konsumsi daging dan makanan berprotein lainnya sangat penting bagi balita. Kunci utamanya adalah memilih sumber protein berkualitas dan memberikan dalam jumlah yang sesuai dengan usia anak.
Dengan memperhatikan variasi, porsi, dan frekuensi yang tepat, orang tua bisa membantu memenuhi kebutuhan gizi anak sekaligus membentuk pola makan sehat sejak dini.
Baca Juga: Pentingnya Penuhi Kebutuhan Nutrisi Anak untuk Tumbuh Kembang Optimal
(*)