Dr.  Firman Kurniawan S.

Pemerhati budaya dan komunikasi digital, pendiri LITEROS.org, dan penulis buku Digital Dilemma

Memaknai 'Pemberdayaan Perempuan', Apa Iya Harus Dibantu Pihak Lain?

Dr. Firman Kurniawan S. Sabtu, 19 November 2022
Mendalami arti 'pemberdayaan perempuan' yang sesungguhnya. Ternyata tidak perlu tunggu bantuan dari luar.
Mendalami arti 'pemberdayaan perempuan' yang sesungguhnya. Ternyata tidak perlu tunggu bantuan dari luar. Nadzeya_Dzivakova

Tulisan ini merupakan pandangan pribadi dari penulis.

Baca Juga: Mengenal GP3M yang Diluncurkan Kemendikbud Ristek untuk Perempuan di Daerah Marginal

Mereka berbahasa bukan dengan bahasanya, dan mereka dikenai operasi bahasa dalam penggambaran keadaan yang mereka alami.

Lalu, siapa kelompok yang membisukan dan melakukan operasi bahasa pada kelompok marginal ini?

Tak lain para laki-laki dan para penguasa kapital.

Pertandingan Menguasai Bahasa

Dalam pikiran para penguasa ini, hidup diandaikan pertandingan yang tak berkesudahan.

Karenanya, agar tak terkalahkan dalam pertandingan, mutlak harus menguasai aturannya. Aturan itu diwujudkan sebagai bahasa.

Pada pertandingan antara laki-laki dengan perempuan misalnya, laki-laki merasa tak nyaman dengan perempuan yang berada di ranah publik.

Ranah publik khusus untuk laki-laki, perempuan sepantasnya ada di ranah domestik.

Untuk menggiring perempuan yang terlanjur ada di ranah publik, diciptakanlah bahasa: kinerja perempuan tak setara laki-laki.