Dr.  Firman Kurniawan S.

Pemerhati budaya dan komunikasi digital, pendiri LITEROS.org, dan penulis buku Digital Dilemma

Memaknai 'Pemberdayaan Perempuan', Apa Iya Harus Dibantu Pihak Lain?

Dr. Firman Kurniawan S. Sabtu, 19 November 2022
Mendalami arti 'pemberdayaan perempuan' yang sesungguhnya. Ternyata tidak perlu tunggu bantuan dari luar.
Mendalami arti 'pemberdayaan perempuan' yang sesungguhnya. Ternyata tidak perlu tunggu bantuan dari luar. Nadzeya_Dzivakova

Tulisan ini merupakan pandangan pribadi dari penulis.

Parapuan.co - Ada ungkapan yang beredar di masyarakat, sepintas terdengar cukup menggelikan. Tapi mungkin karena disusun berdasar pengamatan yang seksama dan kejadiannya berulang, ungkapan itu jadi banyak pengikutnya.

Kurang lebih ungkapannya, kalau datang ke toko tempat penjualan produk-produk eletronik, handphone, komputer, tablet, kamera digital, cari yang penjualnya laki-laki.

Kalau penjualnya perempuan, saat diminta memberi penjelasan tentang produk sering kurang detail dan tak memuaskan.

Sebaliknya kalau datang ke toko produk fashion atau kosmetik, perempuan lebih jago.

Bukan hanya paham produknya. Perempuan juga bisa memberikan saran yang jitu, produk yang sesuai bagi calon konsumennya. Pelayanannya memuaskan.

Bagaimana Ungkapan Itu Bermula?

Entah sudah ada penelitian yang mencoba menghubungkan kaitan gender dengan pemahaman terhadap produk atau belum, sebagian masyarakat percaya ungkapan-ungkapan seperti di atas.

Yang kemudian turut berkembang, selain stereotipe gender yang dikaitkan dengan produk, anggapan yang mengaitkan penguasaan pengetahuan tertentu dengan gender juga berkembang.

Baca Juga: Pentingnya Mematahkan Bias Gender hingga Stereotip Terhadap Perempuan

Ungkapan-ungkapan itu pada akhirnya sering memosisikan perempuan sebagai makhluk berkemampuan lebih rendah dibanding laki-laki.