Dr.  Firman Kurniawan S.

Pemerhati budaya dan komunikasi digital, pendiri LITEROS.org, dan penulis buku Digital Dilemma

Memaknai 'Pemberdayaan Perempuan', Apa Iya Harus Dibantu Pihak Lain?

Dr. Firman Kurniawan S. Sabtu, 19 November 2022
Mendalami arti 'pemberdayaan perempuan' yang sesungguhnya. Ternyata tidak perlu tunggu bantuan dari luar.
Mendalami arti 'pemberdayaan perempuan' yang sesungguhnya. Ternyata tidak perlu tunggu bantuan dari luar. Nadzeya_Dzivakova

Tulisan ini merupakan pandangan pribadi dari penulis.

Salah satunya nyata terjadi dalam penggunaan kata “pemberdayaan”.

Mari mulai: ujaran apa yang sering mengikuti kata “pemberdayaan”?

Terhadap bersitan rasa ingin tahu itu, dengan menggunakan mesin penelusur Google search, muncul beberapa kombinasi kata sebagai hasilnya.

Penelusuran di Google search untuk kata 'pemberdayaan'.
Penelusuran di Google search untuk kata 'pemberdayaan'. Screenshot Google

Yang ditemukan: pemberdayaan masyarakat desa, pemberdayaan perempuan, pemberdayaan komunitas, pemberdayaan sosial, pemberdayaan UMKM.

Namun tak ditemukan paduan “pemberdayaan masyarakat kota”. Tak ada pula ada “pemberdayaan laki-laki”.

Demikian pula saat menelusur “empowerment”. Didapati kenyataan yang serupa.

Yang muncul, empowerment to women, to change, to youth, to employee.

Jika kombinasi yang ditemukan merupakan akumulasi pertanyaan yang sering diajukan, ini bisa jadi cermin terhadap hal yang banyak dipikirkan orang.

Memang bukan temuan ilmiah. Namun jika benar yang diperoleh dari Google adalah cermin pikiran banyak orang, pola yang terlihat: pemberdayaan maupun empowerment selalu dilekatkan pada objek.