7 Jenis Utama Gangguan Kecemasan yang Bisa Dialami oleh Seseorang

Anna Maria Anggita - Jumat, 23 September 2022
Jenis gangguan kecemasan yang bisa dialami oleh seseorang.
Jenis gangguan kecemasan yang bisa dialami oleh seseorang. recep-bg

Parapuan.co - Gangguan kecemasan atau anxiety disorder menjadi suatu kondisi masalah mental yang terdiri dari beberapa jenis.

Dilansir dari Medical News Today, tertulis kalau The American Psychological Association (APA) mendefinisikan kecemasan sebagai emosi yang ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir, dan perubahan fisik seperti peningkatan tekanan darah.

Orang yang mengalami gangguan kecemasan akan merasakan gejala seperti gelisah, perasaan khawatir yang tak terkendali, kesulitan konsentrasi, hingga kesulitan tidur.

Jika mengalami berbagai gejala di atas, hendaknya Kawan Puan langsung ke profesional kesehatan mental untuk mengetahui jenis gangguan kecemasan yang dialami.

Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Kesehatan Mental: Edisi Kelima (DSM-V) mengklasifikasikan gangguan kecemasan menjadi beberapa jenis utama.

1. Gangguan Kecemasan Umum

Gangguan kecemasan umum adalah gangguan kronis yang melibatkan kecemasan dan kekhawatiran berlebih.

Biasanya, gangguan ini bertahan lama dan umumnya terjadi karena peristiwa, objek, dan situasi kehidupan yang tidak spesifik.

Dalam arti lain, orang dengan gangguan kecemasan umum tidak selalu dapat mengidentifikasi penyebab kecemasan mereka.

Baca Juga: Mengenal Anxiety Disorder, Gangguan Kecemasan yang Berlebihan

2. Gangguan Panik

Gangguan panik umumnya terjadi karena ada pengalaman menakutkan atau stres berkepanjangan, namun bisa juga terjadi tanpa pemicu.

Seseorang yang mengalami gangguan panik akan merasakan gejala:

  • Gemetar
  • Pusing
  • Kebingungan
  • Mual
  • Kesulitan untuk bernapas.

3. Fobia Spesifik

Fobia spesifik merupakan suatu kondisi ketakutan irasional yang membuat seseorang menghindari objek atau situasi tertentu.

Orang dengan fobia mungkin mengakui ketakutan sebagai hal yang tidak logis atau ekstrem, sehingga mereka tidak dapat mengendalikan perasaan cemas di sekitar pemicunya.

Pemicu fobia berkisar dari situasi dan hewan hingga benda sehari-hari.

Baca Juga: Merasa Cemas setelah Konsumsi Minuman Berkafein, Ternyata Ini Penyebabnya

4. Agoraphobia

Agoraphobia adalah ketakutan yang membuat pengidapnya menghindari tempat, peristiwa, atau situasi di mana mereka mungkin sulit untuk melarikan diri.

Sayangnya, orang sering salah mengartikan kondisi ini sebagai fobia ruang terbuka dan alam terbuka, padahal tidak sesederhana itu.

Pasalnya, seseorang dengan agorafobia mungkin takut meninggalkan rumah atau menggunakan lift dan transportasi umum.

5. Selective Mutism

Selective mutism atau bisu selektif merupakan suatu kondisi bentuk kecemasan yang dialami beberapa anak.

Di mana seorang anak tidak dapat berbicara di tempat atau konteks tertentu, seperti sekolah, meskipun mereka mungkin memiliki keterampilan komunikasi verbal yang sangat baik.

Kondisi selective mutism ini menjadi bentuk di ekstrim dari fobia sosial.

6. Gangguan Kecemasan Sosial

Gangguan kecemasan sosial adalah ketakutan akan penilaian negatif dari orang lain dalam situasi sosial atau rasa malu di depan umum.

Gangguan kecemasan sosial mencakup berbagai perasaan, seperti demam panggung, ketakutan, dan kecemasan akan lingkungan sekitar.

Gangguan ini dapat menyebabkan seseorang menghindari situasi publik dan kontak dengan manusia lain.

Alhasil kondisi ini membuat orang jadi sulit menjalani kehidupan sehari-hari.

7. Separation Anxiety Disorder

Separation anxiety disorder atau gangguan kecemasan perpisahan adalah suatu kondisi ketika seseorang merasa kecemasan jika setelah berpisah dengan yang disayangi.

Misalnya karena Kawan Puan berpisah dengan orang atau tempat yang biasanya memberikanmu perasaan aman dan nyaman.

Gangguan ini terkadang dapat menyebabkan gejala panik.

Dari ulasan di atas dapat dipahami kalau gangguan kecemasan itu ada berbagai jenisnya ya, Kawan Puan.

Jika kamu merasa mengalami salah satu gangguan kecemasan jangan ragu untuk ke profesional kesehatan mental.

Baca Juga: Benarkah Penyakit Mental Terjadi Karena Genetik? Ini Penjelasannya

(*)

Benarkah Tertawa Baik untuk Menjaga Kesehatan Mental? Ini Penjelasannya