7 Jenis Utama Gangguan Kecemasan yang Bisa Dialami oleh Seseorang

Anna Maria Anggita - Jumat, 23 September 2022
Jenis gangguan kecemasan yang bisa dialami oleh seseorang.
Jenis gangguan kecemasan yang bisa dialami oleh seseorang. recep-bg

Agoraphobia adalah ketakutan yang membuat pengidapnya menghindari tempat, peristiwa, atau situasi di mana mereka mungkin sulit untuk melarikan diri.

Sayangnya, orang sering salah mengartikan kondisi ini sebagai fobia ruang terbuka dan alam terbuka, padahal tidak sesederhana itu.

Pasalnya, seseorang dengan agorafobia mungkin takut meninggalkan rumah atau menggunakan lift dan transportasi umum.

5. Selective Mutism

Selective mutism atau bisu selektif merupakan suatu kondisi bentuk kecemasan yang dialami beberapa anak.

Di mana seorang anak tidak dapat berbicara di tempat atau konteks tertentu, seperti sekolah, meskipun mereka mungkin memiliki keterampilan komunikasi verbal yang sangat baik.

Kondisi selective mutism ini menjadi bentuk di ekstrim dari fobia sosial.

6. Gangguan Kecemasan Sosial

Gangguan kecemasan sosial adalah ketakutan akan penilaian negatif dari orang lain dalam situasi sosial atau rasa malu di depan umum.

Gangguan kecemasan sosial mencakup berbagai perasaan, seperti demam panggung, ketakutan, dan kecemasan akan lingkungan sekitar.

Gangguan ini dapat menyebabkan seseorang menghindari situasi publik dan kontak dengan manusia lain.

Alhasil kondisi ini membuat orang jadi sulit menjalani kehidupan sehari-hari.

7. Separation Anxiety Disorder

Separation anxiety disorder atau gangguan kecemasan perpisahan adalah suatu kondisi ketika seseorang merasa kecemasan jika setelah berpisah dengan yang disayangi.

Misalnya karena Kawan Puan berpisah dengan orang atau tempat yang biasanya memberikanmu perasaan aman dan nyaman.

Gangguan ini terkadang dapat menyebabkan gejala panik.

Dari ulasan di atas dapat dipahami kalau gangguan kecemasan itu ada berbagai jenisnya ya, Kawan Puan.

Jika kamu merasa mengalami salah satu gangguan kecemasan jangan ragu untuk ke profesional kesehatan mental.

Baca Juga: Benarkah Penyakit Mental Terjadi Karena Genetik? Ini Penjelasannya

(*)