Sejarah Suntik Silikon, Perawatan Kecantikan yang Tuai Pro dan Kontra

Ratu Monita - Rabu, 6 Juli 2022
Sejarah suntik silikon.
Sejarah suntik silikon. NoSystem images

Setelah itu, seorang dermatolog di New York, dr. Norman Orentreich, mempelopori penggunaan silikon cair dalam jumlah kecil untuk mengatasi keriput pada 1950-an.

Lalu, suntikan ini makin populer di kalangan selebriti seperti Helen Gurley Brown, editor Cosmopolitan.

Namun, pada 1992, Food and Drug Administration (FDA) melarang sejumlah dokter terkemuka untuk menggunakan silikon cair di wajah.

"Orang-orang yang menjalani suntikan ini harus menghadapi risiko yang tidak diketahui dan berpotensi berbahaya," tegas Komisaris FDA saat itu, Dr. David A. Kessler.

Kemudian pada tahun 1997, FDA menyetujui bentuk silikon cair yang disebut Silikon 1000 untuk memperbaiki retina mata yang terlepas.

Akan tetapi, beberapa dokter kulit kembali menggunakan silikon secara diam-diam.

Secara bertahap silikon pun kembali populer, setelah dokter menggunakannya tanpa label untuk mengatasi kerutan dan bekas jerawat, atau menambah volume pada bibir dan pipi.

Adapun hal yang menjadi alasan para dermatolog melakukan praktik suntik silikon adalah bahan tersebut dinilai lebih baik ketimbang filler kolagen dan restylane (gel yang terbuat dari hyaluronic acid).

Baca Juga: Bagai Bom Waktu! Ini Kata Dokter yang Harus Dilakukan Jika Terlanjur Suntik Silikon

Pasalnya, kedua filler ini perlu diulang secara berkala, karena terbuat dari bahan alami, yang akan hancur.

Sumber: New York Times
Penulis:
Editor: Maharani Kusuma Daruwati