Sejarah Suntik Silikon, Perawatan Kecantikan yang Tuai Pro dan Kontra

Ratu Monita - Rabu, 6 Juli 2022
Sejarah suntik silikon.
Sejarah suntik silikon. NoSystem images

Sementara, silikon bersifat permanen sehingga cukup sekali untuk ‘meratakan’ keriput atau bekas jerawat.

"Di sisi lain, silikon juga menimbulkan sejumlah efek samping, seperti benjolan dan tonjolan yang perlu diangkat melalui pembedahan, tetapi hal itu dapat meninggalkan bekas luka yang terlihat lebih buruk," kata Dr. Kane.

Kritikus silikon pun mengungkapkan bahwa penyebabnya adalah uji klinis silikon yang belum menunjukkan keamanannya sebagai pengisi kosmetik permanen, sehingga terlalu berisiko untuk digunakan.

Lebih lanjut, Dr. David M. Duffy, seorang dokter kulit di Torrance, California, menemukan bahwa silikon cair telah menyebabkan masalah bahkan ketika diberikan oleh injektor utama.

Dia mengatakan dirinya telah merawat sekitar 4.000 pasien korban silikon dalam 22 tahun terakhir, dan dia telah melihat satu komplikasi serius serta beberapa benjolan yang mengganggu.

Lindsay Taylor, seorang penyanyi country-western di Toronto, mengatakan dia memiliki sederetan benjolan-benjolan kecil akibat suntikan silikon di sepanjang dahinya.

Bahkan jika tidak ada efek samping langsung yang terjadi, silikon dapat bermigrasi ke dalam wajah.

Dengan kata lain, efek samping silikon bisa saja terjadi bukan di tempat penyuntikan, menurut Dr. Arnold W. Klein, dokter kulit di Beverly Hills.

Oleh karena itu, Kawan Puan jangan mudah tergoda rayuan mengenai suntik silikon dari klinik kecantikan, salon, spa, atau “ahli kecantikan” yang tidak jelas latar belakangnya.

Selalu cek dulu apakah aman atau tidak ya, Kawan Puan.

Baca Juga: Belajar dari Kasus Suntik Silikon Ilegal, Ini Tanda Prosedur Kecantikan Tak Aman Menurut Ahli

(*)

Sumber: New York Times
Penulis:
Editor: Maharani Kusuma Daruwati