Adanya Stres Tingkat Ringan hingga Sedang Ternyata Punya 3 Manfaat Ini

Anna Maria Anggita - Kamis, 19 Mei 2022
Manfaat dari stres
Manfaat dari stres takasuu

Parapuan.co - Banyak dari kita yang menganggap bahwa stres menjadi hal yang dapat mendatangkan malapetaka pada tubuh.

Hal ini dikarenakan stres mampu memicu insomnia dan penambahan berat badan dan meningkatkan tekanan darah.

Di sisi lain, stres ini dapat muncul kapan pun, tapi perlu kamu tahu bahwa kondisi ini ternyata dapat memberikan manfaat yang baik untuk tubuh.

Manfaat baik ini bisa didapatkan asalkan yang dialami bukanlah stres kronis.

Stres kronis ialah di mana penderitanya tidak dapat melakukan berbagai hal dan tak memiliki kendali apapun untuk mengatasi situasi yang dihadapi.

Jadi mereka yang mendapatkan keuntungan dari stres hanya yang mengalami stres dengan tidak rendah dan masih bisa dikendalikan serta dapat dicari solusinya.

Dilansir dari Healthline, berikut ini menfaat positif dari adanya stres, apa saja?

1. Meningkatkan fungsi kognitif

Ketika menjalani hidup, mungkin ada perasaan panik, namun hal ini menjadi respons normal, karena itu menjadi tanda bila kamu sedang stres dalam tingkat sedang.

Baca Juga: 5 Tanda Stres yang Tidak Disadari, Salah Satunya Masalah Pencernaan

Adanya tekanan dan kegugupan yang dirasakan ini berpotensi meningkatkan kinerja otak.

Hal ini dikarenakan stres tingkat sedang memperkuat hubungan antara neuron di otak, meningkatkan memori dan rentang perhatian, serta membantu menjadi lebih produktif.

Peneliti University of Barkeley melakukan studi pada tikus percobaan mengenai sisi positif dari stres.

Studi mengungkap peristiwa stres singkat menyebabkan sel induk di otak mereka berkembang biak menjadi sel saraf baru yang menghasilkan peningkatan kinerja mental setelah dua minggu.

2. Membantu melindungi tubuh dari penyakit

Respons fight or flight atau respons terhadap bahaya yang dirasakan saat stres itu dirancang untuk melindungi diri dari cedera atau ancaman lain yang dirasakan.

Bahkan hormon stres dosis rendah ini juga dapat membantu melindungi tubuh dari infeksi.

Sebab, stres tingkat sedang merangsang produksi bahan kimia yang disebut interleukin dan memberi sistem kekebalan dorongan cepat untuk melindungi terhadap penyakit.

Baca Juga: Kehilangan Motivasi hingga Ingin Bunuh Diri, Ini 7 Tanda Depresi pada Perempuan

Tentu kondisi ini berbeda dengan stres kronis, karena tingkat ini justru menurunkan kekebalan dan meningkatkan peradangan.

3. Meningkatkan perkembangan anak

Mungkin Kawan Puan pernah mendengar bila perempuan yang mengalami depresi dan kecemasan berat selama kehamilan itu akan melahirkan prematur atau memiliki bayi dengan berat badan lahir rendah.

Memang benar bahwa tingkat stres yang tinggi dapat berdampak negatif pada ibu dan bayi.

Karena itu, sebagian besar ibu hamil melakukan segala yang mungkin secara manusiawi untuk tetap sehat dan meminimalkan stres dan kecemasan saat hamil.

Meskipun stres kronis dapat berdampak negatif pada kehamilan, kabar baiknya adalah stres normal tingkat sedang selama kehamilan tidak akan membahayakan bayi.

Sebuah studi Johns Hopkins berjudul Mild Maternal Stress May Actually Help Children Mature, tahun 2006  mengungkap manfaat dari stres tingkat rendah hingga sedang.

Di mana bayi yang lahir dari ibu yang mengalami stres ringan hingga sedang selama kehamilan memiliki keterampilan perkembangan awal yang lebih maju pada usia dua tahun dibandingkan bayi yang lahir dari ibu yang tidak stres.

Tentu saja, penelitian ini tidak menyarankan memberikan perawatan stres saat hamil.

Tetapi jika ibu hamil menghadapi tekanan harian berkala, jangan panik, sebab kondisi ini sebenarnya dapat membantu perkembangan bayi.

Baca Juga: Kunci Damai dengan Diri Sendiri, Ini 3 Cara Menghentikan Pikiran Negatif

Dari ulasan di atas diketahui bahwa stres ini memang bermanfaat positif asalkan dalam tingkat ringan hingga sedang.

Apabila stres yang dialami termasuk kronis, alangkah baiknya bila Kawan Puan segera datang ke profesional kesehatan mental supaya tidak terjadi perburukan kondisi.

(*)

 

Benarkah Tertawa Baik untuk Menjaga Kesehatan Mental? Ini Penjelasannya