Parapuan.co - Kawan Puan, tahukah kamu bahwa paparan informasi negatif yang terlalu sering seperti konspirasi politik hingga situasi negara bisa memengaruhi kesehatan. Bukan hanya kondisi mental, informasi negatif bisa berdampak pada kondisi fisik.
Psikolog klinis Logan Jones, PsyD, menuturkan bahwa konten-konten di media sosial yang sifatnya sensasional bisa membuat konsumennya kewalahan memproses informasi.
"Sayangnya, banyak pemberitaan hari ini lebih ditujukan untuk membuat orang terus terpaku pada siklus berita ketimbang sekadar memberi informasi," ujar Logan Jones dikutip dari laman Verywell Mind.
Paparan informasi negatif yang intens bisa memicu respons fight or flight dalam tubuh. Menurut pakar kesehatan mental, Annie Miller, hal ini bisa meningkatkan hormon kortisol dalam tubuh yang bisa berujung pada kesehatan fisik.
"Ketika otak menafsirkan sebuah ancaman, sistem saraf simpatis teraktivasi. Tubuh akan melepaskan hormon stres seperti kortisol dan adrenalin," kata Annie Miller. Dalam jangka pendek, mekanisme ini membantu tubuh lebih waspada terhadap apa yang terjadi di sekitar.
Namun jika berlangsung terus-menerus, hormon stres yang berlebihan justru dapat mengganggu sistem kekebalan, meningkatkan tekanan darah, serta menimbulkan keluhan fisik lain, seperti sakit kepala, gangguan pencernaan, dan kelelahan.
Apa Saja Gangguan Fisik Akibat Paparan Informasi Negatif?
Kawan Puan, tanpa disadari paparan informasi negatif yang berulang bisa memicu rasa putus ada dan depresi. Dalam kondisi ini, bukan hanya kesehatan mental yang terganggu tapi juga mengalami gejala fisik seperti:
- Sulit tidur atau mengalami insomnia.
- Nafsu makan menurut drastis atau malah meningkat.
- Detak jantung meningkat dari biasanya.
- Mengalami otot tegang atau nyeri di beberapa bagian tubuh.
- Mudah lelah dan kehilangan energi.
Baca Juga: Kenapa Berita Negatif Lebih Cepat Menyebar dan Bikin Stres?