Taemin SHINee Alami Depresi dan Kecemasan Saat Wamil, Apa Gejalanya?

Anna Maria Anggita - Minggu, 16 Januari 2022
Taemin alami depresi dan kecemasan
Taemin alami depresi dan kecemasan Soompi

Parapuan.co - Taemin, salah satu member boy group SHINee akan dipindahtugaskan dari kegiatan wajib militer (wamil) yang sedang dijalaninya.

Awalnya Taemin yang mendaftar sebagai anggota band militer akan menghabiskan sisa waktu wamilnya sebagai pekerja layanan publik.

Diketahui Taemin dipindahtugaskan karena mengalami gejala depresi dan kecemasan yang buruk.

"Karena gejala depresi dan kecemasan yang diderita Taemin sebelum [wajib militernya], ia terus menerima perawatan dan terapi bahkan saat menjalankan wajib militernya," ujar pihak SM Entertainment yang dikutip dari Soompi.

Dalam keterangan tersebut menyebutkan dikarenakan gejala Taemin yang memburuk, maka pihak militer memutuskan bahwa menjadi tidak mungkin baginya untuk melanjutkan kehidupan militer dan perawatannya pada saat yang sama.

Belajar dari kasus yang dialami oleh Taemin, sebenarnya apa saja gejala depresi dan kecemasan?

Dilansir dari Healthline, gejala depresi dan kecemasan itu tumpang tindih, seperti masalah tidur, lekas marah, dan sulit berkonsentrasi.

Tetapi ada beberapa perbedaan utama yang membantu membedakan keduanya yakni:

Depresi

Baca Juga: Apa itu Cynophobia? Ketakutan Berlebihan Ketika Melihat Anjing

Seseorang yang mengalami depresi akan merasakan sedih dan kesal dalam beberapa hari atau minggu secara terus-menerus.

Namun tak hanya itu saja gejala depresi itu ada yang secara fisik maupun emosional.

Gejala fisik dan perubahan perilaku yang disebabkan oleh depresi meliputi:

1.Energi menurun, kelelahan kronis, atau sering merasa lesu.

2. Kesulitan berkonsentrasi, membuat keputusan, atau mengingat.

3. Nyeri, kram, atau masalah gastrointestinal tanpa penyebab yang jelas.

4. Perubahan nafsu makan atau berat badan.

5. Kesulitan tidur, bangun lebih awal, atau tidur berlebihan.

Baca Juga: Studi: Banyak Makan Sayur Bisa Bikin Bahagia dan Mencegah Depresi, Ini Alasannya!

Sementara, gejala emosional depresi meliputi:

1. Kehilangan minat atau tidak lagi menemukan kesenangan dalam kegiatan atau hobi.

2. Perasaan sedih, cemas, atau kekosongan yang terus-menerus.

3. Merasa putus asa atau pesimis.

4. Lekas marah, atau gelisah.

5. Merasa bersalah atau mengalami perasaan tidak berharga atau tidak berdaya.

6. Pikiran tentang kematian atau bunuh diri. Hingga percobaan bunuh diri.

Kecemasan

Kecemasan, atau ketakutan dan kekhawatiran, dapat terjadi pada siapa saja dari waktu ke waktu juga.

Baca Juga: Apa itu Tembakau Gorilla? Barang Bukti Fico Fachriza saat Ditangkap karena Narkoba

Kecemasan sangat normal terjadi jika ada peristiwa besar atau keputusan penting dalam hidup seseorang.

Tapi jika kecemasan yang dialami kronis, maka hal tersebut melemahkan serta menyebabkan pikiran irasional dan ketakutan yang mengganggu kehidupan sehari-hari.

Gejala fisik dan perubahan perilaku yang disebabkan oleh gangguan kecemasan umum meliputi:

1. Mudah lelah

2. Kesulitan berkonsentrasi atau mengingat

3. Ketegangan otot

4. Jantung berdebar

5. Menggertakkan gigi

6. Kesulitan tidur, termasuk masalah tertidur dan gelisah, tidur yang tidak memuaskan

Baca Juga: Tidak Bisa Tidur karena Takut Gelap? Bisa Jadi Gejala Nyctophobia

Sedangkan gejala emosional kecemasan meliputi:

1. Kegelisahan, lekas marah, atau perasaan gelisah

2. Kesulitan mengendalikan kekhawatiran atau ketakutan

3. Rasa takut

4. Panik

Jika berbagai gejala yang berlangsung dua minggu atau lebih mungkin merupakan indikasi  mengalami depresi, kecemasan, atau keduanya.

Gejala yang parah mungkin termasuk:

  • Masalah dengan tidur
  • Perubahan emosional yang tidak dapat dijelaskan
  • Kehilangan minat secara tiba-tiba
  • Perasaan tidak berharga atau tidak berdaya

Belajar dari kasus Taemin, apabila seseorang telah merasakan berbagai gejala depresi dan kecemasan, jangan ragu untuk segera meminta bantuan ahli kesehatan mental.

Tentunya hal ini bertujuan agar kondisi depresi dan kecemasan tidak semakin buruk serta dapat ditangani dengan baik. 

Baca Juga: Mengenal Alprazolam, Obat Penenang yang Jadi Barang Bukti Ardhito Pramono

 (*)

Sumber: Healthline,Soompi
Penulis:
Editor: Maharani Kusuma Daruwati

Benarkah Tertawa Baik untuk Menjaga Kesehatan Mental? Ini Penjelasannya