Parapuan.co - Kawan Puan, aksi demo masih terjadi di sejumlah lokasi di Jakarta, Makassar, dan beberapa kota lain di Indonesia pada 8 September 2025. Hal ini membuat para orang tua barangkali mulai harus banyak menjawab tentang apa itu demo ketika anak-anak bertanya, terutama pada balita atau prasekolah.
Lantas, bolehkah kita menjelaskan tentang aksi demo ke anak? Kalau boleh, bagaimana cara tepat memberikan mereka pengertian mengenai demo? Simak penjelasan dari Dosen Psikologi UNISA Yogyakarta, Ratna Yunita Setiani Subardjo, yang dikutip dari Kompas.com berikut ini.
Cara Bijak Menjelaskan Peristiwa Demo kepada Anak
Dosen Psikologi UNISA Yogyakarta, Ratna Yunita Setiani Subardjo, menjelaskan bahwa hal ini sah-sah saja dilakukan, asalkan disesuaikan dengan tahap perkembangan anak. Menurut Ratna, kemampuan kognitif dan emosional anak berbeda-beda tergantung usia dan tahap perkembangannya.
Teori perkembangan kognitif Piaget menyebutkan bahwa pemahaman anak berkembang secara bertahap, sementara teori pembelajaran sosial menekankan bahwa anak banyak belajar dengan meniru perilaku orang dewasa.
"Dengan begitu, orangtua boleh menceritakan anak tentang demo, tetapi penting untuk memerhatikan beberapa hal," ujar Ratna Yunita pada Selasa (2/8/2025) lalu.
Menyesuaikan Penjelasan dengan Usia Anak
Bagi anak di bawah usia 7 tahun, Ratna menyarankan agar orangtua menggunakan bahasa yang sederhana. Anak dalam kelompok usia ini mungkin belum sepenuhnya memahami konsep demo atau kerusuhan. Oleh karena itu, penjelasan sebaiknya ringan dan fokus pada nilai-nilai yang bisa dipetik.
"Hindari menggunakan istilah-istilah yang kompleks atau teknis yang mungkin tidak dipahami anak," jelas Ratna. Orangtua juga dianjurkan menekankan sisi positif demo, seperti pentingnya menyampaikan pendapat, menghormati hak orang lain, dan mencari penyelesaian konflik secara damai.
Baca Juga: Raisa hingga Vidi Nyanyikan Indonesia Jaya, Dukungan Aksi Demonstrasi