Menggunakan Contoh Sehari-hari
Agar lebih mudah dipahami, Ratna mendukung cara warganet yang menggunakan analogi dekat dengan kehidupan anak. "Misalnya, kita dapat menjelaskan bahwa demo itu seperti menyampaikan pendapat di kelas, tetapi dengan cara yang lebih besar dan melibatkan banyak orang," katanya.
Selain itu, penting juga bagi orangtua untuk mendengarkan dan memvalidasi perasaan anak selama diskusi berlangsung.
Hal yang Sebaiknya Dihindari
Ratna mengingatkan agar orangtua tidak memakai bahasa yang menakutkan. Menurutnya, tidak perlu menggambarkan demo sebagai sesuatu yang sangat berbahaya. Yang lebih penting adalah menjaga agar anak merasa aman dan didengar.
"Jangan mengabaikan perasaan anak. Berikan kesempatan anak untuk menyampaikan perasaannya dan jawab pertanyaannya dengan jujur dan terbuka," tuturnya.
Ia juga menegaskan agar tidak menggunakan contoh-contoh yang tidak relevan dengan kehidupan sehari-hari anak.
Dengan pendekatan yang tepat, orangtua tetap bisa menjelaskan tentang demo secara efektif tanpa menimbulkan ketakutan yang berlebihan.
Baca Juga: Lembaga Nasional HAM Soroti Represi terhadap Perempuan dan Anak dalam Aksi Demonstrasi
(*)