Jalan kaki Ternyata Baik untuk Otak Kita, Begini Menurut Riset

Firdhayanti - Minggu, 25 Juli 2021
Berjalan kaki dapat memperbahrui white matter, yakni bagian otak yang berfungsi untuk mengumpulkan informasi dan analisis.
Berjalan kaki dapat memperbahrui white matter, yakni bagian otak yang berfungsi untuk mengumpulkan informasi dan analisis. iStockphotos

Parapuan.co - Berjalan kaki merupakan salah satu pilihan olahraga yang bisa kamu lakukan. 

Selain tak memerlukan alat khusus, olahraga jalan kaki juga termasuk ke dalam olahraga yang ringan. 

Baru-baru ini, sebuah riset menunjukkan bahwa olahraga jalan kaki ternyata dapat memenyegarkan kembali white metter atau materi putih di otak kita yang berpotensi meningkatkan kemampuan berpikir dan mengingat seiring bertambahnya usia. 

Baca Juga: Sering Sakit Kepala di Pagi Hari? Bisa Jadi Kamu Mengalami 4 Hal Ini

Yang dimaksud dengan materi putih sendiri adalah bagian otak 
dari otak yang berwarna putih.

Bagian ini merupakan bagian penghantar otak dan medula spinalis serta tersusun sebagian besar oleh serat-serat bermielin.

Materi putih  berfungsi untuk mengumpulkan informasi dan analisis. 

Saat kita aktif secara fisik, materi putih akan melakukan regenerasi. 

Sebaliknya, pada orang yang tidak banyak bergerak, materi putih akan cenderung menyusut. 

Temuan ini menandai bahwa otak kita bersifat dinamis dan terus berubah menjadi lebih baik atau lebih buruk sebagai respons terhadap cara kita hidup. 

Berdasarkan studi dari jurnal Neuro Image yang diterbitkan Juni 2021, Andrea Mendez Comenares dan rekan-rekannya mengumpulkan 250 laki-laki dan perempuan usia tua yang tidak banyak bergerak namun sehat. 

Di laboratorium, mereka menguji kebugaran aerobik dan keterampilan kognitif para sukarelawan. 

Tak hanya itu, Kawan Puan. Mereka juga meneliti fungsi materi putih mereka dengan menggunakan pemindaian otak yang canggih. 

Baca Juga: Lansia Tak Selalu Identik dengan Penyakit, Jaga Diri dan Tetap Aktif di Usia Lanjut dengan Hal Ini

Kemudian, mereka membagi relawan menjadi beberapa kelompok. Kelompok tersebut dibagi menjadi ke dalam program latihan yang berbeda-beda dan diawasi tiga kali seminggu. 

Kelompok pertama memulai latihan peregangan dan keseimbangan, kelompok kedua mendapat olahraga berjalan kaki selama tiga kali seminggu sekitar empat puluh menit, sementara kelompok terakhir menari. 

Setelah 6 bulan, mereka diminta untuk melakukan tes yang sama saat di awal penelitian. 

Bagi banyak partisipan, tubuh dan otak mereka didapati telah berubah. 

Para ilmuwan menemukan bahwa para pejalan kaki dan penari lebih bugar secara aerobik. 

Selain itu, berdasarkan hasil pindaian, mereka yang melakukan jalan kaki dan menari memiliki materi putih yang sudah diperbaharui. 

Serabut saraf di bagian tertentu dari otak mereka tampak lebih besar dan lesi jaringan mereka menyusut. 

Perubahan lebih terlihat pada orang yang melakukan jalan kaki dibandingkan yang melakukan menari. 

Sementara itu, kelompok yang tidak berolahraga secara aerobik, menunjukkan penurunan kesehatan materi putih setelah enam bulan dengan penipisan dan kerusakan akson yang lebih besar dan penurunan skor kognitif.

Baca Juga: 4 Jenis Diet yang Ampuh Menurunkan Berat Badan, Salah Satunya Ketogenik

Menurut Agnieszka Burzynska, seorang profesor ilmu saraf dan perkembangan manusia di Colorado State University di Fort Collins, temuan ini memberi tahu kita bahwa materi putih tetap aktif berapa pun usia kita, sebagaimana dilansir dari New York Times

Selain itu, ia juga mengatakan bahwa jalan cepat selama seminggu pun cukup untuk memoles jaringan dan mencegah penurunan memori. 

Saat pelatihan ini, Agnieszka dan rekan-rekannya berpikir bahwa menari akan menghasilkan materi putih dan kognitif yang lebih besar. 

"Para penari menghabiskan sebagian waktu mereka untuk menonton instruktur dan tidak banyak bergerak. Itu mungkin memengaruhi hasil mereka," kata Agnieszka. 

Namun hingga saat ini, masih dibutuhkan penelitian lagi apakah otak orang yang lebih muda dengan fisik yang jauh lebih bugar mendapatkan manfaat dari latihan aerobik ini. 

Meskipun begitu, penelitian ini menawarkan alasan kuat untuk berolahraga untuk peningkatan fungsi otak kita, Kawan Puan. 

 

(*)

Viral di TikTok, Kondisi Bell's Palsy Bukan Disebabkan Kipas Angin