Andi Faizah, Research & Public Education Lead dari International NGO Forum on Indonesian Development (Infid), menilai keberanian Ibu Ana membawa semangat baru bagi banyak perempuan.
"Biasanya aspirasi kepada pemerintah disampaikan oleh laki-laki. Suara perempuan tidak terlalu didengar. Padahal, perempuan adalah garda terdepan, bagian dari warga dan rakyat Indonesia," ujar Andi dikutip dari laman Kompas..
Menurutnya, peran perempuan sangat vital dalam menjaga keberlangsungan kehidupan keluarga dan masyarakat. Ia menambahkan bahwa "Ketika kita lihat seorang ibu yang biasanya ada di dapur memberikan perlawanan dengan berani, tampil apa adanya dan melakukan protes terhadap pemerintah, semangat itu menular."
Perempuan Sering Terabaikan
Suara perempuan lainnya datang dari Eka, anggota Koalisi Perempuan Indonesia. Ia menekankan bahwa kaum ibu adalah kelompok yang paling rentan terdampak kebijakan tidak ideal.
Mulai dari persoalan beras oplosan, kenaikan harga tabung gas, hingga anak-anak yang mungkin sakit karena program Makan Bergizi Gratis tak terjaga kualitasnya.
Bagi Eka, yang paling menyakitkan adalah melihat kesenjangan mencolok antara keseharian rakyat dan kehidupan para wakil rakyat.
"Mereka pamer harta, tanpa sadar menunjukkan bahwa sebagian dari yang mereka miliki adalah miliki rakyat," ungkapnya dengan nada getir.
Baca Juga: Pakar Sebut 'Nonaktif' Anggota DPR Tidak Ada dalam Undang-Undang