Suara Perempuan Indonesia yang Tak Bisa Lagi Dibungkam dan Diabaikan

Tim Parapuan - Kamis, 4 September 2025
Aksi Damai Perempuan Indonesia, Suara yang Tidak Bisa Lagi Diabaikan
Aksi Damai Perempuan Indonesia, Suara yang Tidak Bisa Lagi Diabaikan (KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO)

Parapuan.co - Aliansi Perempuan Indonesia kembali menggelar aksi damai di depan Gedung DPR RI, Rabu (3/9). Uniknya, ribuan massa perempuan yang hadir tampak kompak mengenakan pakaian merah muda (pink) dan hitam, serta membawa sapu lidi sebagai atribut utama aksi. Warna dan simbol tersebut digunakan bukan tanpa alasan, melainkan memiliki makna mendalam.

Pink dipilih sebagai simbol keberanian, menegaskan bahwa perempuan tidak takut menyuarakan aspirasi meski kerap diremehkan. Sementara itu, warna hitam melambangkan duka mendalam atas jatuhnya korban jiwa dalam aksi massa yang berlangsung dalam sepekan terakhir.

Sementara itu, sapu lidi dipakai sebagai lambang untuk "membersihkan" DPR dari praktik pemborosan anggaran dan perilaku tidak bermoral. Mengusung tema 'Perempuan Melawan Kekerasan Negara', aksi ini memuat sejumlah tuntutan yang disampaikan secara lantang.

Para peserta menegaskan, suara rakyat yang disalurkan melalui aksi damai merupakan jalan sah demokrasi, sehingga tidak boleh lagi dipandang sebagai ancaman atau makar.

Setidaknya, ada empat tuntutan utama yang disuarakan Aliansi Perempuan Indonesia. Pertama, meminta Presiden Prabowo menghentikan segala bentuk kekerasan negara terhadap rakyat. Kedua, mendesak DPR dan pejabat publik berhenti memboroskan uang rakyat demi kepentingan pribadi.

Ketiga, mereka menolak represifitas aparat yang sering mengkriminalisasi aksi damai. Keempat, mendesak negara memberikan keadilan nyata bagi para korban, baik korban kekerasan negara maupun korban kebijakan yang timpang. Semua tuntutan itu menggema di depan gedung parlemen yang dijaga ketat aparat kepolisian.

Asal Mula Brave Pink

Salah satu momen yang mencuri perhatian publik adalah keberanian seorang ibu bernama Ana. Dalam video yang tersebar luas di media sosial, Ibu Ana yang mengenakan kerudung pink terlihat maju ke depan barisan aparat. Dengan gagah berani, ia mengayunkan tongkat yang dililit bendera Merah Putih sambil berteriak menolak tunjangan fantastis anggota DPR.

Tindakan heroiknya membuat warganet kagum sekaligus terenyuh. Seorang ibu sederhana justru berdiri di garis depan untuk menyuarakan jeritan rakyat kecil. Sosoknya pun menjadi simbol baru perlawanan perempuan terhadap ketidakadilan, ini menjadi asal mula warna "Brave Pink" digunakan saat ini. 

Baca Juga: Kenapa Warna Pink dan Hijau Jadi Simbol Solidaritas dalam Kampanye 17+8?

Sumber: Kompas.id
Penulis:
Editor: Kinanti Nuke Mahardini