Parapuan.co - Penelantaran dalam pernikahan terjadi ketika salah satu pasangan berhenti memenuhi kebutuhan emosional, psikologis, bahkan fisik pasangannya. Bentuknya bisa bervariasi, mulai dari jarang berkomunikasi, tidak memberikan perhatian, hingga mengabaikan kebutuhan intim dan kebersamaan.
Bagi sebagian perempuan, kondisi ini terasa seperti kehilangan pasangan secara perlahan, walaupun status pernikahan masih utuh di atas kertas. Perempuan pada dasarnya cenderung memiliki keterikatan emosional yang lebih dalam dalam sebuah hubungan.
Saat kebutuhan batin seperti perhatian, kasih sayang, dan komunikasi hangat tidak terpenuhi, dampak psikologisnya bisa jauh lebih besar dibandingkan yang terlihat dari luar.
Dampak Psikologis Penelantaran Pernikahan terhadap Perempuan
1. Munculnya Rasa Kesepian yang Mendalam
Meskipun tinggal serumah, penelantaran bisa membuat perempuan merasa benar-benar sendirian. Tidak adanya percakapan bermakna, kehangatan, atau sentuhan emosional menciptakan jurang batin yang sulit dijembatani.
Kesepian ini seringkali lebih menyakitkan daripada perpisahan, karena kamu merasa ada secara fisik tetapi tidak benar-benar hadir dalam hati pasanganmu.
2. Penurunan Kepercayaan dan Harga Diri
Ketika kamu merasa diabaikan, pertanyaan-pertanyaan seperti "Apakah aku tidak cukup baik?" atau "Apa salahku?" seringkali menghantui pikiran.
Baca Juga: Silent Divorce dalam Pernikahan, Ancaman yang Menggerogoti Hubungan
Lama-kelamaan, kondisi ini dapat membuat perempuan kehilangan kepercayaan diri dan merasa tidak berharga dalam hubungan, bahkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dampaknya, bukan hanya pernikahan yang terguncang, tetapi juga kesehatan mental secara keseluruhan.
3. Stres dan Kecemasan Berkepanjangan
Melansir dari laman Oprah Daily, kondisi diabaikan membuat perempuan berada dalam ketidakpastian. Tidak mengetahui alasan pasangan menjauh atau berhenti peduli dapat memicu stres dan kecemasan berkepanjangan.
Dalam jangka panjang, hal ini bisa berujung pada gangguan psikologis yang lebih serius, seperti insomnia, depresi ringan, bahkan gangguan kecemasan sosial.
4. Gangguan pada Kesehatan Mental
Penelantaran pernikahan yang berlangsung lama bisa menjadi salah satu pemicu depresi. Perempuan yang mengalami pengabaian merasa terjebak dalam hubungan tanpa koneksi emosional, membuat mereka sulit merasakan kebahagiaan.
Dalam kondisi ekstrem, perasaan tidak berdaya ini dapat mengarahkan seseorang pada pikiran negatif, termasuk keinginan untuk mengakhiri hubungan, bahkan kehidupan.
5. Hilangnya Rasa Aman dan Kepercayaan
Hubungan pernikahan dibangun atas dasar kepercayaan dan rasa aman. Saat salah satu pasangan mengabaikan perannya, fondasi ini perlahan runtuh. Perempuan mungkin mulai merasa tidak bisa lagi mengandalkan pasangannya, memicu rasa cemas akan masa depan dan keraguan dalam mengambil keputusan bersama.
Baca Juga: Ini Faktor yang Jadi Pertimbangan Perempuan Menunda Pernikahan
(*)