Parapuan.co - Di tengah tensi politik Indonesia yang sedang diwarnai aksi protes publik dan tuntutan reformasi, sejarah mengajarkan bahwa jarak antara penguasa dan rakyat bisa menjadi pemicu gejolak besar. Revolusi Prancis adalah contoh klasik, dan sosok Marie Antoinette, ratu terakhir Prancis, menjadi simbol bagaimana persepsi rakyat terhadap elit berkuasa bisa menentukan arah sejarah.
Marie Antoinette sering dikenang dengan kalimat sinis "biarlah mereka makan kue"—sebuah kutipan yang sebenarnya tidak pernah terbukti ia ucapkan, tetapi terlanjur menjadi bentuk ketidakpedulian penguasa terhadap penderitaan rakyat.
Ironisnya, di balik citra itu, ia juga tercatat sebagai sosok yang berani mengambil peran dalam politik, meski pada akhirnya menjadi korban dari ketegangan sosial dan politik yang kian tak terbendung. Yuk, kenali lebih dekat sosok Marie Antoinette seperti merangkum Biography!
Dari Gadis Austria Menjadi Ratu Prancis
Marie Antoinette lahir di Wina pada 1755, sebagai putri dari Maria Theresa, penguasa Austria. Ia menikah dengan Louis-Auguste, calon raja Prancis, pada usia 14 tahun. Pernikahan ini lebih merupakan strategi geopolitik dibandingkan urusan hati: menjaga aliansi rapuh antara Austria dan Prancis pasca Perang Tujuh Tahun.
Namun, setelah menjadi ratu pada 1774, kepribadian Antoinette yang gemerlap—pecinta pesta, fesyen, dan hiburan—bertabrakan dengan situasi Prancis yang sedang menuju krisis ekonomi. Ia dijuluki “Madame Deficit” karena dianggap menghamburkan uang negara di tengah kegagalan panen dan kelaparan rakyat.
Pamflet-pamflet satir, karikatur, hingga skandal kalung berlian memperburuk citranya. Meskipun ia sebenarnya tidak bersalah dalam kasus tersebut, opini publik sudah telanjur menempatkannya sebagai musuh rakyat.
Marie Antoinette di Panggung Politik
Berbeda dengan suaminya, Louis XVI, yang terkenal ragu-ragu dan pasif, Antoinette justru menunjukkan sisi politik yang aktif. Ketika rakyat mulai mengepung istana, ia menulis surat ke penguasa Eropa lain meminta dukungan untuk menyelamatkan monarki Prancis. Dalam sebuah catatan, ia menegaskan, “Saya tenang, sebagaimana orang yang hatinya bersih,” menunjukkan keberaniannya menghadapi ajal.
Baca Juga: Menampilkan Dian Sastrowardoyo, Intip First Look Series Ratu Adil