Ia juga menekankan bahwa kekerasan senjata api adalah penyebab utama kematian pada anak usia lebih tua. "Faktor lain yang ikut andil dalam menurunnya kesehatan anak termasuk akses terhadap makanan bergizi dan ruang terbuka hijau," tambahnya.
Penelitian lain menunjukkan bahwa anak-anak dari keluarga dengan ketahanan pangan rendah cenderung mengalami obesitas. Oleh sebab itu, pendekatan untuk memperbaiki kondisi ini harus melibatkan perbaikan kebijakan publik dan pemerataan akses layanan kesehatan.
"Kita sekarang juga menghadapi ancaman tambahan," ungkap Dr. Kemper. "Kasus campak di AS telah mencapai angka tertinggi dalam lebih dari 25 tahun, meskipun vaksin yang aman dan efektif sangat mudah diakses. Skeptisisme terhadap vaksin kemungkinan besar akan membawa dampak negatif jangka panjang."
Apa yang Bisa Dilakukan untuk Mengubah Keadaan?
Menurut para ahli, memperbaiki tren ini tidak akan berhasil hanya melalui upaya individu. Dibutuhkan kerja kolektif dari pemerintah, pemimpin layanan kesehatan, dan komunitas.
"Kita tak hanya harus mencegah anak-anak dan remaja jatuh sakit, tapi juga memikirkan apa yang dibutuhkan agar mereka tumbuh menjadi orang dewasa yang sehat dan sukses," tutur Dr. Kemper.
Dr. Rivera menambahkan pentingnya pencegahan sejak dini. "Ada kebutuhan besar untuk memastikan ibu hamil mendapatkan perawatan prenatal yang berkualitas, serta memberi orang tua akses terhadap penyedia layanan kesehatan anak untuk kunjungan berkala dan vaksinasi," ujarnya.
Ia juga menyoroti bahwa bidang pediatri kini kurang diminati mahasiswa kedokteran karena dianggap sebagai spesialisasi dengan bayaran terendah. Padahal peran dokter anak sangat vital dalam menjaga generasi masa depan.
Peran Orang Tua: Mulai dari Rumah
Baca Juga: 7 Fakta Kesehatan Anak Indonesia 2025: PR Bersama Menuju Masa Depan yang Lebih Sehat
Apa yang bisa dilakukan orang tua hari ini? Menurut para pakar, banyak hal yang bisa dimulai dari rumah:
- Ikuti jadwal imunisasi dan kunjungan kesehatan rutin.
- Terapkan praktik tidur bayi yang aman.
- Pastikan penggunaan kursi mobil dan sabuk pengaman.
- Jaga pola makan, tidur, dan aktivitas fisik anak.
- Batasi waktu layar dan awasi kesehatan mental.
- Simpan senjata api dengan aman dan bicarakan risikonya.
- Dorong anak bermain dan ikut kegiatan fisik terorganisir.
- Akses layanan intervensi dini dan program setelah sekolah.
- Hubungi legislator untuk mendesak kebijakan pengendalian senjata.
Dr. Felton menekankan, "Sering kali anak-anak kekurangan akses terhadap layanan kesehatan mental. Dukungan sekolah dan komunitas, regulasi senjata, serta program untuk mengatasi ketimpangan seperti makanan sehat, tempat bermain yang aman, pendidikan, dan layanan kesehatan sangat dibutuhkan."
Investasi Masa Depan Bangsa
Kesehatan anak adalah investasi jangka panjang. Jika tren memburuk ini dibiarkan, maka generasi mendatang akan menghadapi tantangan yang lebih berat—baik secara fisik maupun mental.
Memahami data hanyalah langkah awal. Yang lebih penting adalah bagaimana kita, sebagai orang tua, warga, dan pembuat kebijakan, menjadikannya dasar untuk bertindak demi masa depan yang lebih sehat bagi anak-anak kita.
(*)