Kesehatan Anak di Dunia Makin Memburuk Menurut Studi, Orang Tua Harus Apa?

Arintha Widya - Minggu, 27 Juli 2025
Kesehatan Anak di Dunia Makin Memburuk Menurut Studi
Kesehatan Anak di Dunia Makin Memburuk Menurut Studi kckate16

Parapuan.co - Sebuah studi terbaru yang dimuat dalam jurnal JAMA menunjukkan kabar yang mengkhawatirkan, di mana kesehatan anak-anak mengalami penurunan signifikan sejak tahun 2007. Di Amerika Serikat, misalnya, anak-anak pada tahun 2023 tercatat 15% hingga 20% lebih mungkin mengalami kondisi kronis dibandingkan anak-anak pada tahun 2011.

Data ini memperlihatkan bahwa ada tren penurunan yang tak bisa diabaikan, dan kondisi ini bisa menjadi cermin bagi negara-negara lain, termasuk Indonesia. Bagaimana laporan studi tersebut dan apa yang bisa orang tua sekarang lakukan untuk menghadapi makin memburuknya kesehatan anak-anak?

Jangan hanya bertanya-tanya, simak informasi lengkapnya sebagaimana dikutip dari Parents di bawah ini!

Lebih Banyak Risiko, Lebih Banyak Tantangan

Dalam laporan tersebut, ditemukan bahwa bayi lebih rentan meninggal karena kelahiran prematur, sindrom kematian bayi mendadak (SIDS), kelainan bawaan, dan infeksi pernapasan. Sementara itu, anak-anak yang lebih besar cenderung meninggal karena kekerasan bersenjata, kecelakaan lalu lintas, dan penyalahgunaan zat adiktif.

Tak hanya itu, prevalensi depresi, kecemasan, obesitas, apnea tidur, autisme, gangguan perkembangan, hingga ADHD juga mengalami peningkatan. Bahkan, angka kematian anak di AS tercatat 80% lebih tinggi dibandingkan negara-negara Eropa.

"Temuan ini adalah seruan untuk bertindak guna mengatasi akar permasalahan yang mendasarinya dan memperbarui fokus pada promosi kesehatan seluruh populasi," ujar Dr. Alex Kemper, Kepala Divisi Perawatan Primer Anak di Nationwide Children’s Hospital.

Akar Masalah Bukan Sekadar Medis

Menurut Dr. Kemper, kesehatan anak tidak bisa dilihat secara terpisah dari kondisi sosial di sekitarnya. "Kematian bayi terbanyak disebabkan oleh prematuritas. Maka dari itu, meningkatkan kesehatan ibu akan mengurangi risiko kelahiran prematur," jelasnya.

Baca Juga: 5 Tips Jaga Kesehatan Anak di Tengah Perubahan Iklim yang Tak Menentu

Sumber: Parents
Penulis:
Editor: Arintha Widya