Berkaca dari Tragedi Guava Shuishui, Ini Bahaya Jika Kandungan Kosmetik Tertelan

Arintha Widya - Kamis, 12 Juni 2025
Influencer Guava Beauty meninggal dunia, apakah karena memakan kosmetik?
Influencer Guava Beauty meninggal dunia, apakah karena memakan kosmetik? Instagram @guava_beauty_

Parapuan.co - Meninggalnya influencer kecantikan asal Tiongkok, Guava Shuishui, pada awal Juni 2025 menggemparkan dunia maya. Dikenal karena konten-kontennya yang unik—terutama kebiasaannya mencicipi produk kosmetik setelah menggunakannya—Guava Shuishui diduga mengalami keracunan fatal akibat tertelannya bahan berbahaya dalam produk kecantikan.

Meski tidak ada konfirmasi dan klarifikasi pasti terkait penyebab kematiannya, tragedi ini sepatutnya menjadi pengingat keras bagi kita akan bahaya nyata dari bahan kimia yang kerap tersembunyi di balik kemasan cantik kosmetik, terutama jika sampai tertelan.

Racun dalam Produk Kecantikan

Meski banyak yang menganggap kosmetik hanya digunakan di luar tubuh, kenyataannya bahan kimia di dalamnya bisa terserap melalui kulit, terhirup, bahkan tertelan, baik secara tidak sengaja atau disengaja seperti yang dilakukan Guava Shuishui (Guava Beauty).

Sayangnya, tidak semua kandungan kosmetik aman. Berdasarkan data dari Environmental Working Group (EWG) seperti melansir ewg.org, sejak 2009, lebih dari 88 bahan kimia dalam kosmetik diketahui berhubungan dengan kanker, kerusakan sistem reproduksi, hingga cacat lahir.

Beberapa bahan paling berbahaya yang umum ditemukan dalam produk kosmetik antara lain:

  • Formaldehida dan turunannya: Bahan ini adalah karsinogen (pemicu kanker) yang sering ditemukan dalam produk pelurus rambut.
  • Paraben (isopropyl dan isobutyl): Dikenal sebagai pengganggu hormon, yang dapat merusak sistem reproduksi dan meningkatkan risiko kanker payudara.
  • Ftalat (dibutyl dan diethylhexyl phthalate): Dapat mengganggu perkembangan janin dan menyebabkan pubertas dini.
  • Merkuri: Umumnya ditemukan dalam produk pemutih, dapat merusak ginjal dan sistem saraf.
  • PFAS (zat kimia tahan air dan minyak): Terhubung dengan risiko kanker, gangguan hormon, dan masalah imun.

Ironisnya, beberapa bahan tersebut sering tidak dicantumkan secara jelas pada label karena masuk dalam kategori "fragrance" (pewangi), yang dilindungi oleh celah regulasi dalam hukum Amerika Serikat.

Minimnya Pengawasan Pemerintah

Berbeda dengan obat-obatan atau makanan, kosmetik di Amerika Serikat tidak tunduk pada pengawasan ketat oleh Food and Drug Administration (FDA). Produsen tidak diwajibkan mendaftarkan produk, melaporkan efek samping, atau bahkan memberitahukan kandungan bahan kimia berbahaya dalam produk mereka.

Baca Juga: Viral di TikTok, Ini 5 Cara Alami Jaga Kandungan Kolagen dalam Kulit

Dalam praktiknya, industri kosmetik sangat bergantung pada pengaturan internal atau "pengawasan mandiri" yang terbukti sangat longgar. Hingga kini, dari lebih dari 10.000 bahan kimia yang digunakan dalam kosmetik, hanya 11 yang dilarang oleh FDA. Sebaliknya, Uni Eropa telah melarang lebih dari 1.400 bahan kimia berbahaya dari produk kosmetik.

Risiko Tertelan: Lebih dari Sekadar Ketidaksengajaan

Kebiasaan mencicipi atau menelan kosmetik, baik disengaja maupun tidak, dapat menimbulkan efek serius. Saat bahan kimia seperti ftalat atau formaldehida masuk ke dalam tubuh melalui saluran pencernaan, dampaknya bisa lebih parah dibanding hanya kontak kulit.

Efeknya mencakup kerusakan organ dalam, gangguan hormon, hingga risiko kanker jangka panjang. Guava Shuishui mungkin tidak menyadari bahaya fatal dari aksinya yang ia anggap sebagai konten hiburan.

Namun peristiwa ini membuka mata publik bahwa tren viral tanpa dasar keamanan bisa membahayakan diri sendiri, dan orang lain yang menirunya.

Tragedi Shuishui menyoroti kebutuhan mendesak akan regulasi kosmetik yang lebih ketat serta edukasi publik. Konsumen perlu lebih kritis dalam memilih produk, membaca label, serta tidak sembarangan menggunakan (apalagi menelan) produk kecantikan.

Jika penggunaan luar saja bisa berisiko, apalagi jika masuk ke dalam tubuh. Maka, penting untuk menyadari bahwa kosmetik bukan makanan, dan tidak pernah dirancang untuk dikonsumsi.

Tren kecantikan seharusnya mengedepankan kesehatan, bukan mempertaruhkan nyawa demi konten.

Tragedi Guava Shuishui bukan hanya kisah sedih seorang influencer, melainkan alarm keras bagi seluruh dunia tentang bahaya laten di balik kilau industri kosmetik.

Baca Juga: Mengenal Kandungan Hidrokuinon pada Kosmetik dan Efek Sampingnya

(*)

Sumber: ewg.org
Penulis:
Editor: Arintha Widya