Alzheimer Lebih Rentan Dialami Perempuan, Hormon Menjadi Faktor Pemicunya

Saras Bening Sumunar - Jumat, 6 Juni 2025
Alzheimer pada perempuan dipengaruhi oleh faktor hormonal.
Alzheimer pada perempuan dipengaruhi oleh faktor hormonal. Amorn Suriyan

Parapuan.co - Kawan Puan, tahukah kamu bahwa hormon stres bisa menjadi faktor utama berkembangnya penyakit alzheimer pada perempuan? Menurut data dari France Alzheimer Foundation, sekitar satu juta orang di negara tersebut menderita alzheimer.

Penyakit ini bahkan menjadi penyebab kematian keempat di Prancis. Menariknya, perempuan hampir dua kali lebih berisiko terkena penyakit neurodegeneratif ini dibandingkan laki-laki.

Selama ini, banyak yang percaya bahwa penyakit alzheimer disebabkan karena faktor usia saja. Namun, menurut riset yang dilakukan oleh University of Texas di San Antonio yang dipublikasi oleh jurnal Alzheimer & Dementia menunjukkan bahwa penyebabnya lebih kompleks.

Bahkan salah satu faktor utama penyebab alzheimer adalah kadar kortisol yang tinggi. Merujuk dari laman Futura Sciencedalam beberapa tahun terakhir, Women's Brain Project melakukan analisis ilmiah tentang mengapa alzheimer lebih umum terjadi pada perempuan.

Penelitian ini menyoroti beberapa faktor biologis dan psikologis, salah satunya adalah hormon estrogen. Penurunan estrogen secara drastis saat menopause diyakini membuat otak perempuan menjadi lebih rentan terhadap alzheimer.

Faktor lain yang juga ikut berperan adalah depresi. Perempuan diketahui lebih rentan terhadap depresi dibandingkan laki-laki.

Depresi berulang dapat berujung pada penurunan kognitif jangka panjang, bahkan bisa memicu munculnya penyakit neurodegeneratif seperti alzheimer.

Dampak Kortisol terhadap Alzheimer pada Perempuan Pasca Menopause

Pada April 2025, sebuah studi dari Amerika Serikat yang dipimpin oleh Sudha Seshadri, direktur pendiri Glenn Biggs Institute for Alzheimer’s menemukan fakta tambahan.

Baca Juga: Sama-Sama Ada Penurunan Daya Ingat, Apa Bedanya Demensia dan Alzheimer?

Hasilnya cukup mengejutkan, kadar kortisol yang lebih tinggi berkaitan erat dengan peningkatan plak amiloid di otak, yaitu endapan beracun yang menjadi faktor pemicu alzheimer.

Menariknya lagi, efek ini hanya ditemukan pada perempuan pasca menopause. Lebih jauh lagi, studi tersebut menyarankan bahwa menopause membuat otak perempuan lebih rentan terhadap stres kronis. 

Hubungan tersebut tidak ditemukan pada laki-laki maupun perempuan pramenopause.

"Temuan ini menunjukkan pentingnya mengidentifikasi faktor risiko sejak dini, ketika biomaker sudah bisa dideteksi tetapi penurunan kognitif belum terjadi," ujar Dr. Arash Salardini, salah satu penulis studi tersebut.

Meski penelitian tentang mekanisme Alzheimer masih terus berkembang, data terbaru ini menegaskan pentingnya mempertimbangkan faktor hormonal dan perbedaan jenis kelamin dalam upaya pencegahan. Langkah-langkah sederhana seperti:

- Meningkatkan kualitas tidur.

- Mengurangi stres kronis.

- Mengatasi masalah kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi.

- Mempertimbangkan terapi hormonal.

Diharapkan bisa membantu mencegah alzheimer di masa depan terutama pada perempuan.

Baca Juga: Cegah Penyakit Alzheimer, Ini 3 Manfaat Olahraga Catur untuk Kesehatan

(*)