Jelaskan pula bahwa ada pengecualian di mana orang lain boleh melihat dan menyentuh, seperti saat orang tua mengganti popok atau saat anak diperiksa oleh dokter dengan kehadiran orang tua.
3. Mulai Sejak Usia Dini
Jangan tunggu sampai anak besar. Gunakan momen sehari-hari seperti saat mandi, berpakaian, atau berenang untuk membicarakan tentang tubuh. Dengan cara ini, anak terbiasa berbicara terbuka dan tidak merasa tabu membahas tubuhnya.
4. Ciptakan Komunikasi Terbuka dan Aman
Anak perlu tahu bahwa mereka boleh dan aman untuk berbicara apapun kepada orang tua, termasuk jika ada sesuatu yang membuatnya tidak nyaman. Ingatlah, pelaku kekerasan seksual sering kali membujuk atau mengancam anak agar tidak menceritakan kejadian yang dialaminya.
Oleh karena itu, tegaskan pada anak bahwa tidak ada rahasia yang perlu disimpan dari orang tua, terutama jika menyangkut tubuhnya.
5. Jangan Hanya Bahas Bahaya dari Orang Asing
Sebagian besar orang tua menekankan soal “jangan bicara dengan orang asing”, padahal sekitar 90% kasus kekerasan seksual dilakukan oleh orang yang dikenal anak, seperti tetangga, guru, pelatih, atau bahkan anggota keluarga.
Maka, waspadailah kondisi saat anak berada sendirian bersama orang dewasa di ruangan tertutup, misalnya saat latihan atau melakukan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.