Parapuan.co - Sebagai seorang ibu di era digital, kini kamu hidup di tengah arus informasi yang deras dan cepat. Anak-anak yang termasuk dalam Generasi Alpha tidak hanya tumbuh dengan gawai di tangan mereka, tetapi juga menyerap budaya internet yang kerap membingungkan dan sulit dimengerti.
Salah satu fenomena terbaru yang menyita perhatian adalah kemunculan tren-tren seperti anomali ballerina cappucina atau tung tung tung sahur, hingga istilah seperti Italian brain rot. Macam-macam anomali ini gencar muncul dalam media sosial saat ini.
Fenomena ini dikenal luas sebagai bagian dari tren anomali digital. Kata anomali merujuk pada sesuatu yang menyimpang dari kebiasaan atau logika umum, yang dalam konteks ini menggambarkan konten-konten aneh, tidak masuk akal, dan sering kali lepas dari konteks logis.
Fenomena Italian brain rot sendiri merupakan bagian dari tren ini. Mengutip nytimes.com, istilah ini mengacu pada meme viral yang menampilkan karakter-karakter absurd dengan nama-nama yang meniru aksen Italia, seperti "Ballerina Cappucina" dan "Bombardiro Crocodilo".
Karakter-karakter ini sering kali merupakan hasil dari kecerdasan buatan (AI) yang menghasilkan gambar dan suara yang tidak masuk akal namun menarik perhatian. Ini adalah bentuk humor baru yang berkembang terutama di platform seperti TikTok, YouTube Shorts, dan Instagram Reels.
/photo/2025/05/09/1-46dcd60d182578169aa9cadf96a579-20250509030926.jpg)
Sebagai ibu, Kawan Puan mungkin bertanya-tanya, apa yang lucu dari seseorang yang menari sambil berkata "ballerina cappucina" dengan aksen Italia palsu? Mengapa anak kita bisa tertawa selama lima menit hanya karena mendengar suara "tung tung tung sahur" disisipkan di tengah video hewan peliharaan?
Generasi Alpha, anak-anak yang lahir setelah 2013, adalah generasi pertama yang benar-benar lahir di tengah revolusi digital. Mereka tidak hanya menggunakan teknologi, tetapi membentuk budaya digital secara aktif. Mereka melihat dunia melalui layar, dan bagi mereka, realitas bisa seaneh dan secepat konten yang mereka konsumsi.
Menurut jurnal Children & Society tahun 2021, hal ini dikenal sebagai absurdist humor. Humor absurd menjadi bentuk ekspresi yang sangat populer karena mengusung elemen kejutan, ketidaklogisan, dan keterputusan konteks yang menyenangkan secara kognitif.
Baca Juga: Mengenal Istilah Baru Pola Asuh Fafo Parenting, Akankah Jadi Tren?