Parapuan.co - Di balik pintu rumah yang tampak tenang, banyak ibu memikul beban yang nyaris tak pernah terlihat—apalagi diakui. Padahal, mereka bukan hanya mengurus rumah, tapi juga menjadi manajer logistik keluarga, perencana acara, pengatur jadwal medis, bahkan “pusat komando” untuk segala hal yang terjadi di rumah.
Sebuah survei dari Her Index yang melibatkan hampir 3.500 ibu seperti dikutip dari The Bump, mengungkap kenyataan yang selama ini banyak orang rasakan, tapi jarang dibicarakan. Yakni tentang pekerjaan ibu rumah tangga yang bersifat tak terlihat, tanpa henti, dan masih mayoritas jatuh pada perempuan.
Ibu sebagai 'Orang Tua Default'
Di banyak keluarga, ibu otomatis menjadi orang yang pertama dipanggil anak-anak untuk segala urusan—mulai dari membersihkan tumpahan minuman lima kali sehari, membereskan tumpukan mainan yang tak pernah habis, hingga mengurus semua rencana liburan dan mengepak koper.
Yang mengejutkan, 94% ibu bertanggung jawab penuh atas perencanaan perjalanan keluarga, dan 76% mengaku mengurus semua kekacauan kecil di rumah sendirian.
Lebih dari 75% mengatakan, semua kerja keras itu nyaris tak pernah disadari orang lain. Bahkan di hari ulang tahun atau Hari Ibu, lebih dari separuh ibu tetap mengatur perayaan mereka sendiri. Pekerjaan ini bukan hanya “tak terlihat”—tapi kadang dianggap tak ada.
Pasangan Belum Benar-Benar Terlibat
Meski narasi tentang ayah yang lebih terlibat mulai sering terdengar, realitasnya banyak ibu masih kesulitan berbagi beban dengan pasangan.
Hampir separuh responden mengatakan pasangan mereka selalu menunggu instruksi (“Bilang saja mau ngapain”), sementara 28% mengaku pasangannya tidak bergerak sama sekali meskipun tugas jelas menunggu.
Baca Juga: Kawan Puan Kesepian sebagai Ibu Rumah Tangga, Ini 8 Cara Mengatasinya