Bahkan ketika sudah diberi tugas, 58% ibu mengatakan butuh lebih dari seminggu bagi pasangan untuk menuntaskannya. Yang konsisten dilakukan? Bagi 36% keluarga, hanya urusan membuang sampah.
Ketidakseimbangan ini bukan hanya melelahkan secara fisik, tapi juga menggerus hubungan. Sebanyak 31% ibu berkata mereka akan memilih pasangan berbeda jika bisa mengulang dari awal, dan 30% merasa ketimpangan kerja rumah berdampak buruk pada hubungan romantis mereka.
Harga yang Harus Dibayar
Beban yang besar ini memakan korban.
- Sebanyak 58% ibu kesulitan menemukan waktu untuk merawat diri sendiri.
- Banyak yang tidak punya waktu sama sekali di siang hari untuk kebutuhan pribadi.
- Hampir separuh terpaksa begadang hanya demi beberapa menit ketenangan.
Bahkan 88% mengaku harus membatalkan kegiatan pribadi karena tuntutan keluarga atau pekerjaan. Akibatnya, banyak ibu berjalan di “baterai kosong” hingga akhirnya burnout—tanpa ada yang menyadarinya.
Meski Lelah, Tetap Membesarkan dengan Harapan
Menariknya, di tengah semua tekanan itu, sebagian besar ibu tetap membesarkan anak dengan harapan akan masa depan yang lebih setara.
Sebanyak 92% ibu mendidik anak untuk ikut berkontribusi di rumah, tanpa memandang gender.
Dua pertiga lainnya memberikan tugas-tugas yang membangun rasa percaya diri, seperti memesan makanan sendiri di restoran. Harapannya sederhana: generasi berikutnya tumbuh dengan kesadaran dan keseimbangan peran yang lebih baik.
Apa yang Bisa Dilakukan?
Baca Juga: Mengenal Istilah Tradwife dan Bedanya dengan Perempuan sebagai Ibu Rumah Tangga
Mengurangi beban ibu bukan soal “membantu sesekali”, tapi membutuhkan perubahan menyeluruh:
- Di tingkat keluarga: berbagi beban secara setara, tanpa menunggu diminta.
- Di tingkat masyarakat: menyediakan cuti keluarga berbayar, akses pengasuhan anak yang terjangkau, dan mengubah budaya yang menganggap urusan rumah tangga otomatis milik ibu.
- Di tingkat perusahaan dan merek: membuat solusi praktis untuk pekerjaan berulang, menghindari gambaran ibu yang tidak realistis, serta memberikan alat bagi pasangan untuk benar-benar terlibat.
Seperti yang disimpulkan peneliti survei, "Ketika ibu didukung, mereka tidak hanya bertahan, tapi berkembang. Dan ketika mereka berkembang, keluarga, tempat kerja, dan komunitas ikut maju bersama."
(*)