Parapuan.co - Dalam beberapa tahun terakhir, terutama sejak pandemi Covid-19 melanda, sistem kerja di beberapa perusahaan hingga pemerintahan mengalami perubahan signifikan. Banyak perusahaan menerapkan sistem hybrid.
Sistem hybrid merupakan penggabungan model kerja di kantor atau work from office dengan kerja dari jarak jauh (work from home). Pekerja dengan sistem hybrid memiliki fleksibilitas untuk memilih tempat kerja, misalnya di kantor, rumah, atau tempat lain sesuai dengan kebutuhan maupun preferensi mereka.
Fleksibilitas sistem kerja ini membuat banyak karyawan merasa nyaman. Sayangnya, banyak perusahaan yang justru kembali memberlakukan bekerja penuh dari kantor.
Melansir dari laman Kompas.com, menurut hasil survei Badan Kepegawaian Negara (BKN) pada 2023 terkait penerapan skema kerja di lingkungan pegawai pemerintah, sebanyak 95,7 persen responden menginginkan bekerja secara hybrid atau flexible working arrangement.
Sedangkan berdasarkan survei yang dilakukan oleh The Times, hanya satu dari 10 Gen Z yang lebih suka bekerja penuh waktu di kantor, sementara mayoritas dari mereka mengaku merasa kurang bersemangat. Survei tersebut melibatkan kelompok usia 18 hingga 27 tahun dengan 21 persen mayoritas karyawan merupakan Gen Z.
Lantas, mengapa banyak pekerja lebih memilih sistem kerja secara hybrid dibandingkan pergi ke kantor? Berikut PARAPUAN merangkum penjelasan lengkapnya untukmu!
1. Fleksibilitas Meningkatkan Keseimbangan Kerja
Menurut laman World Economic Forum, salah satu alasan utama kenapa sistem kerja hybrid begitu diminati adalah karena fleksibilitas yang ditawarkannya memberikan peluang nyata untuk menyeimbangkan kehidupan pribadi dan profesional dengan lebih baik.
Misalnya seorang ibu bekerja, mereka tidak lagi harus memilih antara mengantar anak ke sekolah atau hadir tepat waktu di kantor pukul 08.00 pagi, karena jadwal kerja bisa disesuaikan agar keduanya tetap bisa terlaksana.
Baca Juga: Panduan untuk Korban PHK, Lebih Baik Cari Lowongan Kerja Kontrak atau Tetap?
Ketika kamu memiliki kendali atas waktu dan tempat bekerja, stres karena tuntutan rutinitas kantor pun bisa berkurang. Pada akhirnya, ini berdampak positif terhadap kesehatan mental dan kualitas hidup secara keseluruhan.
2. Membantu Menyeimbangkan antara Kehidupan Kerja dan Pribadi
Hybrid working juga memberikanmu kesempatan untuk menjaga keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi dengan lebih baik.
Bekerja dari rumah mengurangi waktu perjalanan ke kantor, ini dapat dimanfaatkan untuk hal-hal yang lebih bermakna seperti berolahraga, menghabiskan waktu bersama keluarga, atau menjalani hobi.
Kondisi ini tidak hanya membuatmu menjadi karyawan produktif, tetapi juga individu yang lebih bahagia dan sejahtera secara emosional.
3. Efisiensi Biaya
Tidak hanya menguntungkan dari sisi psikologis, sistem hybrid juga memberikan manfaat ekonomi. Kamu dapat menghemat biaya transportasi, makan siang di luar, hingga pakaian kerja formal.
Penghematan ini mungkin terlihat kecil jika dihitung per hari, tetapi dalam jangka panjang jumlahnya cukup signifikan dan bisa dialokasikan untuk kebutuhan lain yang lebih penting. Bisa juga untuk tabungan masa depan, Kawan Puan!
Memiliki banyak keunggulan, tidak heran jika sistem hybrid menjadi primadona baru di dunia kerja modern termasuk untuk kalangan Gen Z. Apabila kamu saat ini berada di perusahaan yang sudah menerapkan model hybrid, manfaatkan kesempatan ini untuk menjaga keseimbangan hidup dan terus meningkatkan kualitas diri, baik secara profesional maupun pribadi.
Baca Juga: Seperti Dua Mata Pisau, Ini Tantangan Hybrid Working bagi Perempuan Karier
(*)