Parapuan.co - Kawan Puan, memiliki rumah pribadi barangkali memang menjadi impian banyak orang. Di Indonesia, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) masih menjadi pilihan utama dalam mewujudkan mimpi tersebut. Berdasarkan laporan Bank Indonesia (BI) pada Triwulan I-2025, sekitar 70,68% pembelian rumah dilakukan melalui KPR.
Angka di atas jauh lebih tinggi dibandingkan metode pembayaran tunai bertahap (19,53%) maupun tunai langsung (9,79%). Namun, sebelum memutuskan mengambil KPR, penting bagi calon pembeli untuk memahami kelebihan dan kekurangannya secara menyeluruh. Dengan begitu, keputusan yang diambil bisa lebih matang dan sesuai dengan kondisi keuangan jangka panjang.
Apa saja kelebihan dan kekurangan jika membeli rumah menggunakan KPR? Simak informasinya disertai hal-hal penting yang perlu kamu perhatikan sebelum mengajukan KPR sebagaimana merangkum Kemenkeu via Kompas.com di bawah ini!
- Kelebihan KPR
1. Memungkinkan Investasi Jangka Panjang
Dengan membeli rumah lewat KPR, kamu bisa mulai berinvestasi dalam properti meski belum memiliki dana penuh. Rumah yang sudah lunas cicilannya berpotensi memiliki nilai jual lebih tinggi di masa depan, apalagi jika lokasinya strategis.
2. Uang Muka Lebih Terjangkau
KPR tidak mengharuskanmu membayar penuh di awal. Umumnya, uang muka (down payment/DP) yang berkisar antara 20–30% dari harga rumah. Ini memudahkan masyarakat yang belum memiliki tabungan besar untuk mulai membeli rumah.
3. Legalitas Rumah Lebih Terjamin
Bank biasanya hanya membiayai rumah yang memiliki dokumen legal lengkap, seperti sertifikat tanah dan Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Proses verifikasi dari pihak bank membuat konsumen lebih aman dari risiko sengketa hukum.
Baca Juga: Cicilan Rumah dengan KPR Konvensional atau Syariah, Mana yang Lebih Menguntungkan?
- Kekurangan KPR
1. Komitmen Finansial Jangka Panjang
Tenor KPR bisa berlangsung hingga 15–20 tahun. Artinya, kamu harus siap mengalokasikan dana rutin setiap bulan dalam jangka waktu lama. Jika kondisi keuangan berubah, cicilan bisa menjadi beban yang cukup berat.
2. Risiko Suku Bunga Naik
Jika memilih KPR dengan skema suku bunga mengambang (floating), cicilan bulanan bisa meningkat sewaktu-waktu mengikuti perubahan suku bunga pasar. Ini dapat memengaruhi kestabilan keuanganmu.
3. Risiko Rumah Disita Jika Gagal Bayar
Keterlambatan atau ketidakmampuan membayar cicilan dalam waktu tertentu bisa berujung pada penyitaan rumah oleh pihak bank. Biasanya, penyitaan dilakukan setelah ada beberapa peringatan kepada peminjam.
4. Total Harga Rumah Jadi Lebih Tinggi
Bunga pinjaman membuat total pembayaran rumah jauh lebih besar dibandingkan harga awalnya. Selain itu, besaran bunga bisa berbeda tergantung bank dan jenis skema KPR yang dipilih.
5. Pengajuan KPR Bisa Ditolak
Tidak semua pengajuan KPR disetujui. Bank akan mengevaluasi riwayat kredit, penghasilan, serta kemampuan membayar calon peminjam. Riwayat kredit yang buruk atau penghasilan yang tidak mencukupi bisa membuat pengajuan KPR ditolak.
Baca Juga: Gen Z Ingin Cepat Punya Rumah? Hindari 9 Kesalahan Ini saat Mengajukan KPR
Hal Penting yang Harus Diperhatikan Sebelum Mengambil KPR
Agar proses pengajuan KPR berjalan lancar dan tidak merugikan di kemudian hari, perhatikan beberapa hal berikut:
1. Bandingkan Penawaran Bank: Setiap bank menawarkan bunga dan syarat berbeda. Lakukan survei dan bandingkan beberapa bank agar mendapatkan skema yang paling sesuai.
2. Cek Reputasi Pengembang: Jika membeli rumah dari pengembang, pastikan pengembang tersebut terpercaya dan memiliki rekam jejak baik dalam penyelesaian proyek.
3. Periksa Legalitas Rumah: Pastikan rumah yang akan dibeli memiliki dokumen lengkap dan sah secara hukum, termasuk sertifikat tanah dan IMB.
(*)