Ada Intermitten Fasting, Benarkah Tren Kesehatan Ini Berdampak Buruk pada Perempuan?

Arintha Widya - Jumat, 9 Mei 2025
Tren kesehatan yang bisa berdampak buruk pada tubuh perempuan.
Tren kesehatan yang bisa berdampak buruk pada tubuh perempuan. Grandbrothers

Parapuan.co - Selama berabad-abad, dunia sains dan kesehatan lebih banyak berfokus pada tubuh laki-laki. Mulai dari penelitian tentang pola tidur, pola makan, hingga uji coba obat-obatan, mayoritas riset dilakukan pada laki-laki atau hewan percobaan jantan. Bahkan, hingga awal 1990-an, perempuan jarang dilibatkan dalam uji klinis karena dianggap “terlalu rumit” akibat fluktuasi hormon yang bisa memengaruhi hasil penelitian.

Meski aturan telah berubah sejak tahun 1993 dan perempuan wajib disertakan dalam penelitian medis, data dan panduan kesehatan yang beredar saat ini masih didominasi oleh hasil riset berbasis tubuh laki-laki. Tidak mengherankan jika sejumlah anjuran kesehatan yang populer justru kurang cocok, bahkan berisiko, bila diterapkan oleh perempuan.

Untungnya, ada satu ilmuwan yang fokus secara eksklusif pada kesehatan perempuan, Dr. Stacy Sims, seorang peneliti, ahli fisiologi olahraga, ilmuwan nutrisi, dan penulis yang membagikan informasi penting mengenai sejumlah tren kesehatan ternyata berdampak buruk pada kesehatan perempuan. Yuk, simak informasi lengkapnya seperti merangkum Your Tango di bawah ini!

1. Puasa Intermiten (Intermittent Fasting)

Puasa intermiten, atau makan dalam jendela waktu terbatas, sering diklaim dapat membakar lemak dan memberi waktu tubuh untuk memulihkan diri. Namun, bagi perempuan yang aktif, metode ini bisa mengacaukan hormon, terutama neuropeptida kisspeptin yang berperan dalam pengaturan hormon reproduksi, kadar gula darah, dan komposisi tubuh.

Selain itu, puasa intermiten bisa meningkatkan kadar kortisol, hormon stres yang secara alami lebih tinggi pada perempuan. Akibatnya, risiko kecemasan meningkat dan berat badan justru bisa bertambah.

Dr. Stacy Sims menyarankan, sebaiknya konsumsi makanan bergizi segera setelah bangun tidur, terutama sebelum berolahraga. Penting juga untuk memprioritaskan asupan protein agar tubuh tetap berenergi.

2. Berendam Air Dingin (Cold Plunge)

Tren mandi air es atau berendam di air dingin dipercaya mengurangi peradangan dan mempercepat pemulihan otot. Sayangnya, tubuh perempuan lebih sensitif terhadap paparan dingin karena memiliki komposisi lemak tubuh yang berbeda.

Baca Juga: Cepat Turunkan Berat Badan, Ini Cara Intermittent Fasting untuk Pemula

Sumber: Your Tango
Penulis:
Editor: Arintha Widya