Tujuan Terkait

Ahli Beberkan Pentingnya Pemeriksaan Kesehatan Reproduksi bagi Perempuan di Kartini Kini 2025

Saras Bening Sumunar - Sabtu, 26 April 2025
Kartini Kini 2025 membahas pentingnya kesehatan reproduksi perempuan.
Kartini Kini 2025 membahas pentingnya kesehatan reproduksi perempuan. PARAPUAN/Fachri Ginanjar

Parapuan.co - Di tengah kesibukan yang kian padat dan tuntutan hidup yang terus meningkat, sering kali perempuan melupakan satu aspek yang sangat krusial dalam menjaga kualitas hidupnya, yaitu kesehatan reproduksi. Padahal, kesehatan reproduksi bukan hanya soal kesiapan untuk hamil atau memiliki anak, melainkan juga mencakup keseluruhan fungsi, sistem, dan organ reproduksi yang berpengaruh besar terhadap kesejahteraan fisik dan mental perempuan secara keseluruhan.

Banyak perempuan yang baru menyadari pentingnya pemeriksaan kesehatan reproduksi ketika gejala gangguan sudah mulai mengganggu aktivitas harian, atau bahkan saat sudah memasuki tahap komplikasi yang serius. Padahal, melakukan pemeriksaan secara rutin bukan hanya langkah pencegahan, tetapi juga bentuk kepedulian terhadap tubuh dan kualitas hidup jangka panjang.

Sayangnya, kesadaran perempuan akan pentingnya hal ini masih tergolong rendah, baik karena minimnya edukasi, rasa malu, atau karena anggapan keliru bahwa pemeriksaan kesehatan reproduksi hanya diperlukan saat seseorang sudah menikah atau mengalami gejala.

Dalam rangkaian acara Kartini Kini 2025 pada sesi diskusi Wellbeing Talk Fun yang bertajuk "#DengarkanTubuhmu: Medical Check Up dalam Berbagai Fase Kehidupan Perempuan" pada Kamis (24/5/2025) yang diadakan PARAPUAN, dr. Chakti Ari Swastika, Sp.OG, Spesialis Obstetri dan Ginekologi RS Siloam Mampang menjelaskan pentingnya melakukan pemeriksaan kesehatan reproduksi perempuan.

Menurutnya, pemeriksaan kesehatan reproduksi bagi perempuan sangat penting dan tidak boleh diabaikan, bahkan saat tidak ada keluhan sekalipun. Tujuan utama pemeriksaan ini adalah untuk deteksi dini berbagai gangguan atau penyakit pada organ reproduksi, yang dapat meningkatkan peluang penyembuhan dan mencegah komplikasi serius.

"Pemeriksaan kesehatan reproduksi perempuan secara rutin itu untuk apa? Sudah pasti adalah deteksi dini, apakah ada penyakit pada organ reproduksi kita," jelas dokter Chakti.

Salah satu contoh paling nyata adalah kanker serviks, yang merupakan penyebab kematian nomor dua akibat kanker pada perempuan. Padahal, kanker serviks termasuk jenis kanker yang bisa dicegah secara efektif melalui dua cara:

- Vaksinasi Human Papillomavirus (HPV), idealnya sebelum usia 15 tahun.

Screening rutin, seperti pap smear dan pemeriksaan HPV.

Baca Juga: Antusiasme Peserta Zumba Bersama FitHub di Gelaran Kartini Kini 2025

Jika terdeteksi dini, peluang sembuh dari kanker serviks bisa mencapai lebih dari 90 persen.

"Karena tentunya jika dideteksi dini, kita bisa mengetahui lebih cepat. Artinya, kemungkinan untuk sembuh itu lebih memungkinkan. Kemudian deteksi dini dilakukan untuk mencegah komplikasi penyakit yang lebih berat," tegasnya.

Pemeriksaan Reproduksi Dibutuhkan di Setiap Fase Kehidupan Perempuan

1. Usia 10–15 tahun (awal menstruasi): Penting untuk memahami siklus menstruasi normal dan memberikan edukasi agar anak perempuan lebih aware terhadap kesehatan reproduksinya.

2. Usia setelah aktif berhubungan seksual: Pemeriksaan sangat dianjurkan untuk deteksi dini penyakit menular seksual dan screening kanker serviks. 

3. Usia reproduktif (25–45 tahun): Perempuan perlu rutin memeriksa organ reproduksi untuk persiapan kehamilan, pemilihan kontrasepsi, hingga pemeriksaan lanjutan seperti USG dan hormon.

4. Menjelang menopause (usia kurang 45 tahun): Konsultasi dibutuhkan untuk memahami perubahan yang terjadi menjelang dan selama masa menopause.

Dalam kesempatan yang sama, dr. Chakti menyebutkan bahwa menurut rekomendasi dari American College Of Obstetric and Gynecologic (ACOG), setiap perempuan disarankan melakukan pemeriksaan kesehatan reproduksi setiap tahunnya. "Jadi, satu kali per tahun paling enggak memeriksakan organ reproduksinya ke dokter," jelas dokter Chakti.

Berdasarkan pemaparan dr. Chakti, pemeriksaan kesehatan reproduksi bukan hanya penting saat ada keluhan, tetapi harus dilakukan secara rutin sebagai bentuk pencegahan dan edukasi diri. Ini membantu perempuan memahami tubuhnya sendiri, memilih metode kontrasepsi yang tepat, dan mendeteksi penyakit sejak dini. 

Baca Juga: Kata Ahli, Pemeriksaan Kesehatan Reproduksi Perempuan Perlu Dilakukan Sejak Usia Segini

(*)

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari, program KG Media yang merupakan suatu rencana aksi global, bertujuan untuk menghapus kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan.