Menurutnya, selama Konklaf berlangsung, "Satu-satunya perempuan yang akan dilihat oleh 133 pria itu dalam beberapa hari ke depan adalah para biarawati yang membersihkan kamar mereka dan menyajikan makanan."
Ketidaksetaraan gender dalam Gereja Katolik bukan sekadar soal representasi dalam Konklaf. Lebih dalam dari itu, akar permasalahannya terletak pada aturan yang mengatur siapa yang boleh menjadi imam dan pada akhirnya, Paus.
Mengapa Tidak Pernah Ada Paus Perempuan?
Berdasarkan Hukum Kanon (Kanon 1024), hanya laki-laki yang telah dibaptis yang dapat ditahbiskan menjadi pelayan suci. Seperti diberitakan Times of India (8/5/2025), jabatan Paus mensyaratkan seseorang adalah laki-laki, telah dibaptis, dan ditahbiskan sebagai imam.
Karena Gereja Katolik tidak memberikan pentahbisan imamat kepada perempuan, maka secara otomatis, perempuan juga tidak bisa menjadi Paus. Landasan teologis dari pembatasan ini merujuk pada tradisi panjang Gereja.
Katekismus Gereja Katolik menyatakan bahwa Yesus Kristus memilih 12 rasul laki-laki, yang kemudian melanjutkan pelayanan mereka dengan memilih laki-laki lainnya. Tradisi ini dipandang sebagai sesuatu yang mengikat dan harus dilestarikan.
Sejarah mencatat, Paus Callixtus III (terpilih 1455) adalah Paus terakhir yang bukan imam, sedangkan Urbanus VI (terpilih 1378) adalah imam terakhir yang bukan Kardinal ketika diangkat menjadi Paus.
Kendati demikian, di bawah kepemimpinan Paus Fransiskus sejak 2013, beberapa langkah kecil untuk membuka ruang bagi perempuan diambil. Ia mengangkat perempuan untuk menduduki jabatan penting dalam struktur birokrasi Vatikan, termasuk menunjuk perempuan pertama sebagai pemimpin dalam pemerintahan Vatikan. Bagi sebagian kalangan, ini dianggap kemajuan besar dalam institusi yang sangat konservatif. Namun, banyak pihak menilai langkah itu belum cukup.
Miriam Duignan mengkritik, "Ya, Paus Fransiskus mengangkat dan mempromosikan beberapa wanita ke dalam peran yang bertanggung jawab, tetapi mereka selalu lebih rendah dalam status dan otoritas daripada pria. Bahkan imam termuda di ruangan itu adalah atasan dari wanita tertua yang lebih berpengalaman."