Sering Menjadi Pertanyaan, Apa Perbedaan Stunting dan Gizi Buruk?

Kinanti Nuke Mahardini - Rabu, 7 Mei 2025
stunting dan gizi buruk
stunting dan gizi buruk PeopleImages

Parapuan.co - Ada banyak istilah yang muncul saat kita membahas tentang berat badan anak. Tidak hanya gerakan tutup mulut (GTM) yang menghambat penambahan berat badan anak, tetapi istilah gizi buruk, bahkan stunting juga muncul. 

Berdasarkan Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada 2022, angka stunting berada di angka 21,6 persen. Angka ini sebenarnya menurun sekitar 2,8 persen dari tahun 2021 lalu.

Banyak dari orang tua yang menganggap bahwa anak stunting sama dengan gizi buruk, padahal keduanya berbeda. Berikut penjelasan tentang gizi buruk dan stunting selengkapnya!

Penyebab dan Ciri-Ciri

Dilansir dari Grid Health, gizi buruk terjadi pada anak karena asupan gizi yang tidak terpenuhi dalam waktu singkat. Sementara itu, stunting terjadi karena faktor pemicu jangka panjang. 

Faktor pemicu yang dimaksud ialah kurang gizi kronis, protein harian tidak tercukupi, hingga infeksi berulang di awal kehidupan anak. 

Pada dasarnya, ada ciri-ciri menojol yang bisa terlihat apakah anak itu stunting atau hanya gizi buruk. Anak stunting secara jelas terlihat tumbuh kembangnya terhambat. 

Tidak hanya memiliki tinggi badan lebih rendah, tetapi proporsi tubuh cenderung tampak lebih muda dari anak seusianya. Biasanya, berat badan anak dengan stunting juga rendah untuk anak seusianya. 

Berbeda dengan stunting, anak dengan gizi buruk biasanya memiliki kulit kering, lemak di bawah kulit berkurang, otot mengecil, dan pada tahap lanjut perut jadi membuncit.

Baca Juga: Dukung Remaja Sehat, Si Paling Megang Gelar Roadshow di Samarinda bersama Kemenkes

Saat buah hati mengalami stunting, sistem metabolisme dan kekebalan tubuhnya akan terganggu. Bukan tidak mungkin, kemampuan belajarnya akan terganggu karena sulit menerima pelajaran di sekolah. 

Sementara itu, gizi buruk akan membuat anak gampang terinfeksi karena sistem kekebalan tubuhnya rendah. Dalam jangka panjang, anak dengan gizi buruk bisa terhenti pertumbuhannya sebelum waktunya. 

Hubungan Stunting dengan Gizi Buruk

Dilansir dari Kompas.com, gizi buruk dan stunting merupakan masalah gizi yang berkaitan, keduanya bisa saling memperburuk. Gizi buruk berisiko tiga kali lebih tinggi menjadi stunting apabila tidak ditangani dengan baik.

Lantas, bagaimana cara mencegah stunting dan gizi buruk? 

Masih dilansir dari sumber serupa, pemberian ASI eksklusif selama enam bulan bisa mencegah stunting karena sumber nutrisi ini mengandung gizi makro dan mikro untuk tumbuh kembang anak. 

Saat memasuki masa MPASI, kita bisa memberikan sumber protein hewani seperti ayam, sapi, dan telur. Menurut Prof. dr. Damayanti R Sjarif, Pj.D, Sp.A (K), telur mengandung asam amino esensial lengkap. Makan satu butir telur efektif mencegah stunting pada anak usia 6 sampai 9 bulan. 

Berbicara tentang stunting, Edu Farmers International Foundation, bekerja sama dengan penyedia teknologi AI KeyReply untuk meluncurkan ZeroStunting. Ini merupakan kecerdasan buatan untuk mengubah intervensi kesehatan masyarakat dan memberdayakan orang tua untuk meningkatkan gizi anak-anak mereka. 

Kecerdasan buatan ini memungkinkan kita mengetahui status gizi buah hati melalui konsumsi hariannya, sehingga anak diharapkan tidak kekurangan asupan gizi.

Baca Juga: 7 Tips Jaga Kesehatan Saat Traveling, Tetap Fit Kunjungi Tempat Wisata

(*)