Saat buah hati mengalami stunting, sistem metabolisme dan kekebalan tubuhnya akan terganggu. Bukan tidak mungkin, kemampuan belajarnya akan terganggu karena sulit menerima pelajaran di sekolah.
Sementara itu, gizi buruk akan membuat anak gampang terinfeksi karena sistem kekebalan tubuhnya rendah. Dalam jangka panjang, anak dengan gizi buruk bisa terhenti pertumbuhannya sebelum waktunya.
Hubungan Stunting dengan Gizi Buruk
Dilansir dari Kompas.com, gizi buruk dan stunting merupakan masalah gizi yang berkaitan, keduanya bisa saling memperburuk. Gizi buruk berisiko tiga kali lebih tinggi menjadi stunting apabila tidak ditangani dengan baik.
Lantas, bagaimana cara mencegah stunting dan gizi buruk?
Masih dilansir dari sumber serupa, pemberian ASI eksklusif selama enam bulan bisa mencegah stunting karena sumber nutrisi ini mengandung gizi makro dan mikro untuk tumbuh kembang anak.
Saat memasuki masa MPASI, kita bisa memberikan sumber protein hewani seperti ayam, sapi, dan telur. Menurut Prof. dr. Damayanti R Sjarif, Pj.D, Sp.A (K), telur mengandung asam amino esensial lengkap. Makan satu butir telur efektif mencegah stunting pada anak usia 6 sampai 9 bulan.
Berbicara tentang stunting, Edu Farmers International Foundation, bekerja sama dengan penyedia teknologi AI KeyReply untuk meluncurkan ZeroStunting. Ini merupakan kecerdasan buatan untuk mengubah intervensi kesehatan masyarakat dan memberdayakan orang tua untuk meningkatkan gizi anak-anak mereka.
Kecerdasan buatan ini memungkinkan kita mengetahui status gizi buah hati melalui konsumsi hariannya, sehingga anak diharapkan tidak kekurangan asupan gizi.
Baca Juga: 7 Tips Jaga Kesehatan Saat Traveling, Tetap Fit Kunjungi Tempat Wisata
(*)