Hari Kelautan Nasional, Ini Kisah Perjalanan Startup Aruna Memajukan Industri Kelautan Indonesia

Ardela Nabila - Sabtu, 2 Juli 2022
Aruna.
Aruna.

Parapuan.co - Kawan Puan, hari ini, Sabtu (2/7/2022), merupakan peringatan Hari Kelautan Nasional.

Untuk memperingati momen tersebut, salah satu peserta Google for Startups Indonesia, Aruna, memiliki kisah perjalanan menarik dalam memajukan industri kelautan Indonesia.

Seperti diketahui, kawasan negara Indonesia terdiri dari 2/3 lautan dengan panjang garis pantai yang mencapai 108.000 km dan luas lautan yang mencapai 3,25 juta km2.

Hal inilah yang menjadikan Indonesia kerap disebut sebagai Negara Agraris, sekaligus Negara Maritim.

Aruna sendiri didirikan tahun 2016 oleh Utari Octavianty, Indraka Fadhlillah, dan Farid Naufal Aslam yang berasal dan dibesarkan dari lingkungan serta budaya pesisir.

Ketiganya membangun Aruna untuk menghubungkan nelayan secara langsung ke masyarakat tanpa harus melalui perantara atau tengkulak.

“Di Aruna, kami fokus menciptakan inovasi untuk meringkas rantai pasok produk perikanan dengan menghubungkan nelayan skala kecil ke pasar global melalui teknologi,” kata Utari, Co-Founder dan Chief Sustainability Officer Aruna dalam siaran pers yang diterima PARAPUAN.

Bahkan pada bulan April 2021 lalu, Aruna menjadi salah satu di antara startup Indonesia yang terpilih untuk mengikuti program Google for Startups Accelerator: Indonesia selama enam minggu.

Dalam program yang memfasilitasi peserta untuk terkoneksi ke 117 venture capital, para pendiri startup mendapatkan bimbingan dan dukungan mengenai teknis, desain produk, akuisisi pelanggan, pengembangan diri, dan lain-lain.

Baca Juga: Cerita Utari Octavianty, Bangun Aruna Demi Tingkatkan Kesejahteraan Nelayan Indonesia

Utari juga berhasil terpilih untuk mengikuti Google for Startups Women Founders Academy, program bimbingan pengembangan keterampilan selama 12 minggu bagi perusahaan rintisan yang dipimpin oleh perempuan di wilayah Asia Pasifik.

Program tersebut dirancang untuk membantu para pendiri perempuan untuk meningkatkan keterampilan kepemimpinan, memperkuat hubungan tim, dan mengatasi tantangan unik yang dialami pendiri startup saat membangun perusahaannya.

Perjalanan Aruna dalam memajukan industri kelautan Indonesia pun tidak berhenti di situ.

Perusahaan startup ini telah melakukan revolusi untuk ekosistem jual-beli pangan laut dengan mengembangkan dua platform bagi nelayan dan pelanggan.

Masing-masing aplikasi ini membantu nelayan untuk memasukkan data saat transaksi dan memungkinkan pelanggan untuk membeli hasil laut langsung dari nelayan pilihan.

Lewat inovasi ini, masyarakat dapat memperoleh hasil laut segar dan berkualitas, hingga mendorong peningkatan permintaan akan hasil laut, yang akhirnya dapat menunjang kesejahteraan nelayan.

“Misi utama Aruna adalah menjadikan laut sebagai sumber mata pencaharian yang lebih baik bagi semua masyarakat, serta mensejahterakan kehidupan nelayan dan masyarakat pesisir,” jelas Utari.

Konsistensi merupakan kunci utama perusahaan startup Aruna untuk mencapai tujuan tersebut.

Bahkan sejak tahun 2017, Aruna sudah membangun lokasi operasionalnya yang pertama di Balikpapan dan kantor utama di Jakarta.

Baca Juga: Kisah Uminatus Sholikah, Sosok yang Perjuangkan Nasib Perempuan Nelayan di Demak

Aruna juga berhasil melakukan penjualan langsung di tiga kota dan negara ekspor pertama, yang kemudian diikuti dengan penerimaan pendanaan guna memperluas jaringan komunitas nelayan.

Kemudian di tahun 2018, Aruna melakukan ekspansi ke beberapa pulau besar di Indonesia dan berhasil meningkatkan pendapatan nelayan sebanyak 3 sampai 12 kali lipat.

Di tahun yang sama, perusahaan yang didirikan oleh Utari dan dua rekannya ini dianugerahi medali emas pada Asean ICT Awards 2018 atas program pemberdayaan perempuan di wilayah pesisir.

Rosina, perempuan pesisir Aruna dari Berau, Kalimantan Timur, mengaku banyak diberikan pelatihan, khususnya mengenai pengelolaan komoditas laut oleh Aruna.

“Kami juga diberdayakan untuk menjadi picker yang membantu Aruna, mulai dari hal pengupasan, penyortiran, hingga pengemasan produk yang akan dijual. Kami merasa dilibatkan dan tidak dilupakan,” ceritanya.

Upaya Aruna untuk memajukan industri perikanan Indonesia pun terus berlanjut bahkan saat pandemi.

Sepanjang 2019 hingga 2021, Aruna tercatat sudah memberdayakan lebih dari 26.000 nelayan dan 100 perempuan pesisir di 27 provinsi, memiliki delapan destinasi ekspor, mendapatkan pendanaan sebesar 5,5 juta dolar AS, dan meraih pemasukan hingga 86 kali lipat meski pandemi.

Saat ini, Aruna telah melakukan ekspor hasil laut secara reguler ke beberapa negara di Amerika, Asia, dan Timur Tengah.

Baca Juga: Sayyida Al Hurra, Ratu Bajak Laut Perempuan yang Ditakuti Eropa

Hal ini pun kian mendongkrak pencapaian Aruna, di mana setiap komunitas tercatat bisa mendapatkan omzet sebesar Rp300 hingga Rp700 juta per bulannya.

Prestasi ini mendapatkan perhatian internasional dan ketiga pendiri Aruna pun dinobatkan sebagai bagian dari Forbes 30 Under 30 Indonesia sekaligus Asia atas inovasi multiguna yang mereka ciptakan.

“Kami berambisi untuk terus mempertahankan kinerja kami dalam menciptakan ekosistem transaksi pangan laut yang baik bagi mitra kami,” ujar Utari.

“Melalui Aruna, kami berharap agar inisiatif ini dapat mendorong dan mengajak lebih banyak pemangku kepentingan, untuk bersama-sama memajukan industri kelautan dan perikanan Indonesia dengan lebih baik dan berkelanjutan,” tutupnya. (*)

Sumber: Press Release
Penulis:
Editor: Arintya