Ternyata Lahan Virtual di Metaverse Bisa Jadi Sengketa, Seperti Apa?

Arintha Widya - Rabu, 19 Januari 2022
ilustrasi sengketa lahan virtual
ilustrasi sengketa lahan virtual

Betapa tidak, sebenarnya teknologi Linden pun memungkinkan pengguna untuk membeli properti virtual dalam game dengan biaya tertentu.

Namun, mereka terpaksa membekukan akun Marc lantaran ia telah membeli sebidang tanah dengan cara ilegal seharga 300 dolar AS (Rp4 jutaan).

Pihak Linden Research Inc. menduga bahwa sebidang tanah tersebut dibeli Marc Bragg melalui eksploitasi. 

Kemudian, Linden pun mengambil properti tersebut dan menyita semua properti dan mata uang di akun Second Life milik Marc.

Marc Bragg membela diri, dan mengeluh karena properti virtual termasuk transaksi yang dilakukan di Second Life dibatalkan.

Kasus ini diajukan di Pengadilan Distrik West Chester, Pennsylvania, Amerika Serikat.

Akan tetapi, pihak Linden sempat melakukan banding karena tuntutannya atas Marc Bragg ditolak pengadilan.

Pihak pengadilan sendiri menyatakan sulit memberikan putusan mengingat tidak ada ketentuan terkait pembelian lahan virtual dalam Persyaratan Layanan di Second Life.

Baca Juga: Tidak Sulit, Ini Cara Membeli Lahan Virtual di Metaverse untuk Pemula

Terlebih lagi, kala itu hanya Second Life yang mempunyai dunia virtual dan akses untuk properti digital, tidak ada yang lain.

Lantaran tidak mencapai kesepakatan di pengadilan, dilaporkan bahwa pihak Linden dan Marc Bragg menyelesaikan sengketa lahan virtual mereka di luar.

Melalui sebuah pertemuan rahasia, kedua belah pihak akhirnya sepakat berdamai dan mengakhiri sengketa lahan virtual.

Lantas, tahun berikutnya pada 2007, Linden mengumumkan bahwa mereka memutuskan untuk memulihkan akun Second Life milik Marc Bragg.

Semoga di era digital seperti sekarang, sengketa lahan virtual di Metaverse semacam itu bisa lebih diminimalkan, ya. (*)

Sumber: Lexology
Penulis:
Editor: Aghnia Hilya Nizarisda