Kenali Perbedaan Batasan yang Sehat dan Tidak dalam Sebuah Hubungan

Tim Parapuan - Rabu, 10 September 2025
Bagaimana Healthy dan Unhealthy Boundaries Mempengaruhi Sebuah Hubungan?
Bagaimana Healthy dan Unhealthy Boundaries Mempengaruhi Sebuah Hubungan?

Parapuan.co - Apakah Kawan Puan tahu hal apa yang sering dilupakan dalam suatu hubungan, baik dengan keluarga, teman, atau kekasih? Satu hal yang sering kali terlewatkan namun sangat mendasar adalah healthy boundaries atau batasan sehat.

Batasan ini bukan sekadar aturan tidak tertulis, melainkan garis yang menjaga kedua belah pihak tetap aman, nyaman, dan saling menghargai. Banyak orang mengira batasan berarti menjaga jarak atau membatasi kedekatan. Padahal, justru sebaliknya. 

Healthy boundaries merupakan fondasi yang memungkinkan sebuah hubungan berkembang tanpa rasa tertekan atau kehilangan identitas masing-masing. Melansir laman Verywellhealth, batasan adalah pedoman perilaku yang kita tetapkan untuk diri sendiri dan orang lain, tentang apa yang dianggap pantas dan tidak pantas dalam sebuah interaksi.

Namun, batasan tidak bersifat seragam. Setiap orang memiliki standar berbeda yang dipengaruhi oleh latar belakang budaya, kepribadian, hingga pengalaman sosial. Inilah mengapa menghormati perbedaan dalam membangun batasan sangatlah penting.

Proses menetapkan batasan pun tidak bisa terjadi begitu saja. Dibutuhkan komunikasi yang jelas dengan orang-orang terdekat, baik itu keluarga, pasangan, teman, maupun rekan kerja. Menyatakan kebutuhan dengan terus terang adalah langkah awal agar batasan dapat dihormati.

Bagaimana Healthy Boundaries Dapat Dilakukan?

Salah satu ciri utama batasan yang sehat adalah berani untuk mengatakan “tidak” tanpa merasa bersalah, sekaligus menerima dengan lapang dada ketika orang lain melakukan hal yang sama. Kebebasan ini justru menciptakan rasa aman dan saling percaya.

Selain itu, healthy boundaries juga mencakup komunikasi terbuka tentang keinginan dan kebutuhan pribadi. Saat seseorang mampu menyampaikan apa yang dirasakan dengan jujur, hubungan menjadi lebih transparan dan minim kesalahpahaman.

Menghormati kebutuhan sendiri maupun orang lain merupakan pilar berikutnya dari batasan sehat. Misalnya, memberi ruang bagi pasangan atau teman untuk memiliki waktu pribadi tanpa harus merasa ditinggalkan. Hal ini membantu keseimbangan dalam hubungan.

Baca Juga: Mengenal Apa Itu Banksying dalam Hubungan, Lebih Licik dari Ghosting

Tidak kalah penting adalah penghargaan terhadap nilai, keyakinan, dan pendapat orang lain, meski berbeda dengan yang kita miliki. Dengan sikap ini, hubungan tidak hanya bertahan, tapi juga berkembang menjadi lebih dewasa dan saling menghormati.

Dalam konteks batasan sehat, berbagi informasi juga dilakukan secara tepat. Tidak semua hal harus diceritakan secara berlebihan, namun keterbukaan tetap dijaga pada momen yang sesuai. Keterbukaan tersebut menjadi kunci, selama tidak mengorbankan diri sendiri dengan cara yang merugikan.

Lalu, Bagaimana Jika Berubah Menjadi Unhealthy Boundaries?

Sebaliknya, hubungan bisa menjadi tidak sehat ketika batasan diabaikan. Misalnya, seseorang yang selalu mengatakan “ya” pada pekerjaan baru meski sudah kewalahan, hanya demi menyenangkan orang lain. Lama-kelamaan, kondisi ini dapat menimbulkan stres dan burnout.

Contoh lain adalah memberikan “silent treatment” ketika marah, alih-alih mengutarakan alasan sebenarnya. Sikap ini tidak hanya merusak komunikasi, tetapi juga menimbulkan jarak emosional yang semakin memperburuk keadaan.

Unhealthy boundaries juga terlihat ketika seseorang dengan mudah mengorbankan nilai atau prinsip pribadi hanya untuk diterima. Hal ini dapat membuat diri kehilangan jati diri dan merasa tertekan dalam jangka panjang.

Ada pula bentuk manipulasi, ketika seseorang menggunakan cara-cara tidak sehat untuk memaksa orang lain melakukan sesuatu yang tidak mereka inginkan. Situasi semacam ini bisa berujung pada hubungan yang penuh tekanan dan tidak seimbang.

Selain itu, berbagi informasi secara berlebihan juga menjadi tanda batasan yang tidak sehat. Alih-alih mempererat hubungan, hal ini justru bisa membuka celah kerentanan yang dimanfaatkan oleh pihak lain.

Baca Juga: Suka Menutup Diri dalam Komunikasi dengan Pasangan? Bisa Jadi Kamu Stonewalling

Yang lebih berbahaya, unhealthy boundaries dapat dengan cepat berkembang menjadi bentuk kekerasan. Baik fisik, seksual, maupun emosional, kekerasan adalah pelanggaran batasan paling nyata dan merusak keselamatan korban.

Oleh karena itu, Kawan Puan perlu memahami dan menetapkan batasan sehat yang bukan sekadar wacana, melainkan untuk menjaga kualitas hubungan. Dengan batasan yang jelas, setiap Kawan Puan bisa merasa dihargai, aman, dan bebas menjadi dirinya sendiri.

Healthy boundaries adalah kunci untuk hubungan yang setia, positif, dan saling membangun. Tanpa batasan, tentunya sebuah hubungan rawan kehilangan arah. Tetapi, dengan batasan, kepercayaan, rasa hormat, dan cinta, hubungan bisa tumbuh dengan lebih kokoh.

(*)

Putri Renata