Gen Z tumbuh dalam budaya yang terbiasa dengan feedback cepat. Mereka butuh kepastian apakah pekerjaan sudah sesuai atau perlu perbaikan. Umpan balik yang konstruktif dan berimbang membuat mereka merasa dihargai.
5. Mengabaikan Kesehatan Mental
Lebih dari 40% Gen Z mengaku sering mengalami kecemasan atau depresi. Karena itu, kesehatan mental jadi prioritas. Manajer yang responsif—misalnya dengan memberikan waktu istirahat ketika dibutuhkan—akan mendapat loyalitas lebih dari karyawan Gen Z.
6. Memakai Manipulasi Emosional
Kalimat seperti “Kita di sini seperti keluarga” atau “Kalau kamu pulang lebih awal, rekanmu akan kewalahan” justru membuat Gen Z menjauh. Mereka sudah belajar dari pengalaman generasi sebelumnya yang diperlakukan tidak adil dengan pola semacam ini.
7. Melakukan Pelanggaran Upah
Kasus pencurian upah (wage theft) masih marak terjadi. Gen Z paham betul hak-hak mereka soal gaji. Jika upah tidak transparan atau tidak dibayar sesuai perjanjian, jangan heran bila motivasi kerja mereka hilang.
8. Memberikan Gaji Rendah
Motivasi sulit tumbuh bila gaji tidak cukup untuk hidup layak. Bonus kecil atau fasilitas tambahan tidak bisa menggantikan kebutuhan dasar yang tidak tercukupi.